Islam Times - Laporan: Trump Mengizinkan Pembuatan Suku Cadang Bom AS di Arab Saudi

IslamTimes - Administrasi Presiden AS Donald Trump dilaporkan telah mengizinkan pembuatan suku cadang bom dan rudal berteknologi tinggi di Arab Saudi, sebuah langkah yang dapat memberi kerajaan lampu hijau untuk meningkatkan penggunaan persenjataan modern dalam agresi berlarut-larutnya di Yaman yang miskin.

Menurut sebuah laporan yang diterbitkan oleh New York Times pada hari Jumat (7/6), administrasi Trump mengizinkan Raytheon, seorang kontraktor pertahanan militer AS, untuk "bekerja sama" dengan Saudi untuk membangun dan merakit komponen-komponen bom pintar Paveway di kerajaan itu.

Komponen termasuk sistem kontrol, kartu sirkuit dan elektronik panduan.

Otorisasi datang sebagai hasil dari deklarasi darurat nasional yang dikeluarkan oleh pejabat Gedung Putih bulan lalu untuk memotong Kongres atas 22 penjualan senjata terpisah ke Arab Saudi dan Uni Emirat Arab dengan total $ 8,1 miliar.

Amerika Serikat, meskipun menjual bom pintar dan senjata lainnya ke Riyadh, sejauh ini telah melindungi proses pengembangan teknologi tinggi "untuk alasan keamanan nasional," demikian menurut Times.

Ketentuan tersebut, seperti yang dikatakan oleh surat kabar Amerika, segera "menimbulkan kekhawatiran bahwa Saudi dapat memperoleh akses ke teknologi yang akan memungkinkan mereka menghasilkan versi mereka sendiri dari bom yang dipandu presisi Amerika - senjata yang mereka gunakan dalam serangan terhadap warga sipil sejak mereka mulai memerangi Yaman empat tahun lalu. "

William Hartung, direktur Proyek Senjata dan Keamanan di Pusat Kebijakan Internasional, memperingatkan bahwa menyerahkan kapasitas Saudi untuk mengembangkan bom berteknologi tinggi dapat memiliki konsekuensi bencana bagi rakyat Yaman, yang sudah menderita dari krisis kemanusiaan terburuk di dunia .

"Jika Arab Saudi dapat mengembangkan kemampuan pembuatan bom asli sebagai hasil dari perjanjian ini," kata Hartung, "itu akan merusak daya ungkit AS untuk mencegah mereka terlibat dalam serangan tanpa pandang bulu seperti yang telah dilakukan di Yaman."[IT/r]