Kushner: Kesepakatan Palestina AS Terjadi di antara Tawaran Arab dan Sikap Israel

Dalam sebuah wawancara eksklusif dengan penyiar Qatar al-Jazeera yang akan disiarkan pada hari Selasa (25/6), Jared Kushner menekankan bahwa proposal AS - yang disebut "kesepakatan abad ini" - tidak akan mematuhi inisiatif Arab.

"Saya pikir kita semua harus mengakui bahwa jika ada kesepakatan, itu tidak akan sejalan dengan inisiatif perdamaian Arab," katanya. "Itu akan berada di suatu tempat antara inisiatif perdamaian Arab dan antara posisi Israel."

Inisiatif Arab, yang telah diadopsi oleh Liga Arab, menyerukan normalisasi hubungan antara rezim Tel Aviv dan negara-negara Arab dengan imbalan penarikan Israel dari tanah yang didudukinya dalam perang 1967, termasuk Tepi Barat, Yerusalem Timur Quds dan Dataran Tinggi Golan Suriah juga.

Pada tahun 2016, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mendukung "gagasan umum" di balik inisiatif ini.

Namun, Kushner menyebut inisiatif Arab sebagai "upaya besar," menambahkan, "jika itu adalah di mana kesepakatan akan dibuat, kesepakatan akan dibuat sejak lama."

Dia membuat pernyataan tak lama sebelum keberangkatannya untuk lokakarya yang disponsori AS di Manama, Bahrain, di mana para pejabat dan pengusaha dari AS dan beberapa negara Arab akan membahas bagian ekonomi dari rencana "perdamaian" Trump.

Mengacu pada konferensi Manama dua hari yang akan dimulai pada hari Selasa, Kushner mengklaim bahwa acara tersebut akan sukses meskipun ada boikot Palestina.

“Kami telah bekerja dengan sangat hati-hati pada proposal yang sangat rinci untuk apa yang kami pikir dapat membantu membawa konflik ini, yang telah macet, maju dan kami berharap bahwa kami akan dapat segera menyelesaikannya dan mudah-mudahan pihak-pihak akan bertanggung jawab, mereka akan terlibat di dalamnya dan mereka akan mencoba untuk bergerak maju,” katanya.

Semua faksi Palestina telah memboikot KTT Manama, menuduh Washington menawarkan hadiah keuangan karena menerima pendudukan Zionis Israel.

Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengatakan baru-baru ini bahwa solusi politik pertama harus diselesaikan sebelum solusi ekonomi.[IT/r]