0
Monday 8 July 2019 - 15:01

Iran: "Langkah ke-3 Iran Lebih tegas untuk Kurangi Komitmen Nuklir setelah 60 Hari"

Story Code : 803818
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran Syyid Abbas Mousavi
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran Syyid Abbas Mousavi
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran Syyid Abbas Mousavi pada Senin, 08/07/19, memperingatkan bahwa jika pihak-pihak Eropa dalam perjanjian nuklir 2015 terus gagal memenuhi kewajibannya, Republik Islam akan mengambil langkah ketiga untuk mengurangi komitmen nuklirnya setelah 60 hari.

Pernyataan itu diutrakan oleh Mousavi dalam konferensi pers mingguannya di Tehran dengan menyinggung pernyataan terbaru beberapa pejabat Iran tentang pengurangan kegiatan nuklir negara dan mengatakan, "Kami telah memulai tindakan pencegahan ini dan pengurangan (komitmen) kami di bawah JCPOA, dan mengumumkan, tidak ada proporsionalitas antara tugas dan hak Iran dan tindakan pihak lain, terutama Eropa", katanya.

"Kami akan mengumumkan langkah ketiga setelah 60 hari, dan masih memeriksa (masalah)," katanya. "Jika pihak lain, terutama Eropa, tidak memenuhi kewajiban mereka, langkah ketiga Iran akan lebih tegas".

"Langkah kami berikutnya juga akan berada dalam kerangka hukum yang disebutkan dalam paragraf 26 dan 36 dari Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA) kecuali beberapa negara ingin mengambil tindakan aneh dalam hal ini, kami akan mengambil langkah terakhir," kata juru bicara itu.

"Setiap kali kami yakin bahwa tindakan yang dilakukan (oleh UE) adalah sesuatu yang dekat dengan harapan dan tuntutan kami, ini (langkah-langkah) dapat dibalik," kata Mousavi.

Iran pada Ahad mengumumkan langkah kedua untuk mengurangi komitmennya dengan meningkatkan tingkat pengayaan uranium menjadi lebih dari 3,67 persen.

Presiden Hassan Rouhani sebelumnya juga memperingatkan bahwa langkah kedua dari pengurangan komitmen Iran akan berlangsung pada hari Ahad. "Pada tanggal 7 Juli, tingkat pengayaan (uranium) di Iran tidak akan menjadi 3,67 persen lagi, karena kita akan mengabaikan komitmen tersebut, dan meningkatkannya (pengayaan) ke jumlah yang kita butuhkan".

Iran lebih tegas menyatakan bahwa langkah-langkah baru itu tidak dirancang untuk merusak Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA), tetapi untuk menyelamatkan kesepakatan dengan menciptakan keseimbangan dalam komitmen.

Iran dan Grup 5 + 1 (Rusia, Cina, AS, Inggris, Prancis, dan Jerman) pada 14 Juli 2015, mencapai kesimpulan atas teks kesepakatan nuklir.

Kesepakatan itu mulai berlaku pada Januari 2016 dan seharusnya menghentikan semua sanksi terkait nuklir Iran secara bersamaan, tetapi implementasinya terhambat oleh kebijakan AS dan penarikan akhir AS dari kesepakatan.

Pada 8 Mei 2018, Presiden AS Donald Trump menarik negaranya keluar dari perjanjian nuklir.

Setelah penarikan AS, Iran dan negara-negara tersisa meluncurkan pembicaraan untuk menyelamatkan kesepakatan.

Namun, kegagalan Uni Eropa untuk memastikan kepentingan ekonomi Iran memaksa Tehran berhenti menghormati komitmen tertentu, termasuk kenaikan tak terbatas dalam persediaan uranium yang diperkaya.

Pekan lalu, persediaan uranium yang diperkaya Iran melebihi 300 kg. [IT]
Comment