Islam Times - Trump Mengancam Akan Menarik AS Keluar dari WTO Jika Kondisinya Tidak Terpenuhi

IslamTimes - Presiden AS Donald Trump mengancam akan menarik negaranya keluar dari Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) atas apa yang dia klaim sebagai penganiayaan selama bertahun-tahun di tangan organisasi yang bermarkas di Jenewa itu.

"Kami akan keluar jika harus," kata Trump kepada para pekerja di sebuah pabrik kimia di Pennsylvania, Selasa. "Kami tahu bahwa mereka telah menipu kita selama bertahun-tahun dan itu tidak akan terjadi lagi."

Washington mengklaim bahwa beberapa negara terkaya di dunia, seperti China, menyebut diri mereka sebagai "negara berkembang" dan "menikmati manfaat yang datang dengan status itu dan mencari komitmen yang lebih sedikit daripada yang dibuat oleh anggota WTO lainnya."

Di antara manfaat yang digariskan Trump tentang status ekonomi berkembang di WTO adalah keunggulan prosedural dalam perselisihan, pemotongan tarif yang lebih lunak, kemampuan untuk mempertahankan subsidi ekspor dan komitmen yang lebih sedikit dalam negosiasi.

Presiden AS melanjutkan dengan mengatakan pada hari Selasa (13/8) bahwa Washington tidak memerlukan WTO jika organisasi itu gagal untuk mengatasi celah peraturan yang menguntungkan negara-negara tertentu.

"Mereka melihat negara-negara tertentu seperti China, India, banyak negara - mereka telah melihat mereka tumbuh, mereka adalah negara yang berkembang. [...] Ya, mereka telah tumbuh, dan mereka memiliki keuntungan luar biasa. Kita tidak membiarkan itu terjadi lagi," dia berkata.

Ini bukan pertama kalinya Trump menyerang badan perdagangan global.

Mengklaim bahwa AS dirugikan sebagai anggota WTO, kepala negara Amerika juga berulang kali menyebut organisasi itu "bencana" dan "merusak" AS.

Tahun lalu, dia mengancam akan menarik AS dari WTO, menuduhnya memperlakukan negaranya secara tidak adil.

Dia juga mengatakan Washington tidak harus mematuhi keputusan Organisasi tersebut.

Pernyataan terakhir Trump datang dengan latar belakang berbagai konflik perdagangannya dengan sekutu dan saingannya, termasuk China, Meksiko, dan Kanada.[IT/r]