Islam Times - Kelompok Parlemen: Serangan Israel Deklarasikan Perang terhadap Bangsa Irak

IslamTimes - Sebuah blok parlemen Irak yang mewakili Unit Mobilisasi Populer (PMU) negara itu, atau Hashd al-Sha'abi, mengatakan tindakan agresi Zionis Israel baru-baru ini yang menargetkan pasukan militer pro-pemerintah berjumlah "deklarasi perang" di negara Arab itu.

Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada hari Senin (26/8), aliansi Fatah (Penaklukan) meminta Amerika Serikat untuk bertanggung jawab atas serangan drone di pangkalan-pangkalan PMU selama beberapa minggu terakhir, yang secara luas dilaporkan telah dilakukan oleh rezim Tel Aviv.

"Sementara kami memiliki hak untuk menanggapi serangan Zionis ini, kami memiliki koalisi internasional, khususnya Amerika Serikat, yang bertanggung jawab penuh atas agresi ini, yang kami anggap sebagai deklarasi perang terhadap Irak dan rakyatnya," bunyi pernyataan itu.

Itu juga menyerukan penarikan pasukan Amerika dari Irak, menekankan bahwa mereka tidak lagi diperlukan di sana.

Serangan pesawat nir awak terbaru menyerang Minggu konvoi PMU dekat kota al-Qa'im Irak dekat dengan perbatasan Suriah. Itu menewaskan Kazem Mohsen, kepala dukungan logistik Brigade PMU ke-45 yang juga dikenal oleh nomer guerre-nya Abu Ali al-Dabi, dan melukai seorang pejuang lainnya.
PMU mengatakan bahwa serangan mematikan diluncurkan di bawah "penutup udara di atas area dari pesawat Amerika."

Pada hari Senin, ratusan warga Irak mengadakan pemakaman untuk korban, berbaris di belakang spanduk dengan kata-kata, "Matilah Amerika" dan "Matilah Israel."

Beberapa pelayat menginjak bendera AS ketika mereka berbaris.

Anggota parlemen Irak Ahmed al-Asadi mengatakan parlemen akan mengadakan pertemuan darurat dalam beberapa hari mendatang "untuk membahas masalah ini dan mengambil keputusan yang tepat."

Secara terpisah pada hari Senin (26/8), Presiden Irak Barham Saleh mengadakan pertemuan dengan Perdana Menteri Adil Abdul-Mahdi, Ketua Parlemen Mohamed al-Halbousi dan para pemimpin PMU mengenai serangan udara tersebut.[IT/r]

Sebuah pernyataan yang dikeluarkan setelah pertemuan tersebut menggambarkan serangan itu sebagai "tindakan agresi terang-terangan" yang dimaksudkan untuk menyeret PMU dari perannya memberantas sisa-sisa kelompok teroris Daesh Takfiri.

"Serangan-serangan ini adalah tindakan bermusuhan yang terang-terangan yang menargetkan Irak," katanya, menambahkan, "kedaulatan Irak dan kesejahteraan rakyatnya adalah garis merah."

Lebih lanjut ditekankan bahwa pemerintah Irak akan mengambil semua langkah yang diperlukan untuk "mencegah agresor dan mempertahankan Irak."

Sementara itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri Irak Ahmed al-Sahaf menyatakan kesiapan Baghdad untuk mengambil semua tindakan diplomatik dan hukum yang tersedia untuk mencegah pelanggaran kedaulatan Irak dan integritas wilayah.