0
Saturday 31 August 2019 - 18:21
Korea Utara - AS:

Korea Utara Memami Pompeo, Mengatakan Harapan untuk Pembicaraan Sudah Memudar

Story Code : 813774
Choe Son Hui -North Korean First Vice Foreign Minister.jpg
Choe Son Hui -North Korean First Vice Foreign Minister.jpg
Dalam sebuah pernyataan yang dibawa oleh media pemerintah, Wakil Menteri Luar Negeri Pertama Korea Utara Choe Son Hui mengatakan komentar Pompeo yang “tidak dipikirkan” meningkatkan rasa permusuhan rakyat Korea Utara terhadap Amerika dan mempersulit negosiasi nuklir tingkat kerja antara kedua negara untuk dilanjutkan.

"Harapan kami untuk berdialog dengan AS secara bertahap menghilang dan kami didorong untuk menguji kembali semua langkah yang telah kami ambil sejauh ini," kata Choe.

“Kami sangat ingin tahu tentang latar belakang ucapan diplomat top Amerika yang ceroboh dan kami akan menyaksikan perhitungan apa yang dia miliki. AS sebaiknya tidak lagi menguji kesabaran kami dengan komentar seperti itu yang menjengkelkan kami jika tidak ingin ada penyesalan yang pahit sesudahnya. "

Pompeo dalam pidatonya kepada para veteran A.S. di Indiana pada hari Selasa (27/8) mengatakan pemerintahan Trump mengakui bahwa "perilaku nakal Korea Utara tidak dapat diabaikan" ketika menggembar-gemborkan pendekatannya dalam kebijakan luar negeri.

“Amerikanisme - itu berarti mengatakan yang sebenarnya tentang tantangan yang kita hadapi,” kata Pompeo. "Dengar, pemerintahan ini tidak berpura-pura bahwa Republik Islam Iran adalah aktor yang bertanggung jawab di Timur Tengah. Kami menyebut perilaku buruk China dalam perdagangan dan keamanan nasional. Kami mengakui - kami menyadari bahwa perilaku nakal Korea Utara tidak dapat diabaikan. "

Negosiasi nuklir telah terhenti sejak pertemuan puncak Februari antara Presiden Donald Trump dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un di Vietnam runtuh setelah pihak AS menolak permintaan Korea Utara untuk bantuan sanksi luas sebagai imbalan penyerahan sebagian kemampuan nuklirnya.

Korea Utara sejak gangguan di Hanoi telah berulang kali menuntut agar Washington menghapus Pompeo dari negosiasi nuklir, menuduhnya mempertahankan sikap garis keras mengenai sanksi dan mengubah pernyataan Pyongyang, sambil menghindari kritik langsung terhadap Trump.

Trump dan Kim bertemu lagi di perbatasan antar-Korea pada bulan Juni dan setuju untuk melanjutkan pembicaraan tingkat kerja, tetapi belum ada pertemuan yang diketahui antara kedua negara sejak saat itu. Korea Utara dalam beberapa pekan terakhir melakukan serangkaian uji coba rudal balistik jarak pendek dalam apa yang dilihat sebagai upaya untuk meningkatkan tekanan pada Washington dan Seoul atas lambatnya diplomasi nuklir.[IT/r]
 
Comment