0
Wednesday 11 September 2019 - 22:30
Gejolak Politik AS:

Reaksi Mengalir setelah Pemecatan Bolton dari Administrasi Trump

Story Code : 815660
Israeli Prime Minister Benjamin Netanyahu and US National Security Advisor John Bolton.jpg
Israeli Prime Minister Benjamin Netanyahu and US National Security Advisor John Bolton.jpg
Trump mengumumkan pemberhentian Bolton dalam sebuah tweet pada hari Selasa (10/9), mengatakan bahwa dia "sangat tidak setuju dengan banyak sarannya," mungkin berarti advokasi politisi hawkish untuk perubahan rezim di Suriah, Venezuela, Korea Utara dan Iran.

Bolton bersikeras bahwa dia telah berusaha untuk mengundurkan diri sebelum pengumuman Trump.

Berita itu dengan cepat memicu serangkaian reaksi dari para pejabat AS, dengan beberapa komentator bersukacita atas kepergian tokoh gila perang sementara yang lain meratapi hal itu.

Menlu Mike Pompeo mengatakan kepada wartawan di Gedung Putih bahwa, "presiden berhak atas staf yang dia inginkan". Namun, dia menolak untuk menjawab ketika ditanya apakah kepergian Bolton disebabkan oleh ketidaksepakatan antara dia dan Trump mengenai rencana pembicaraan damai Taliban.

Pejabat Gedung Putih lainnya, Menteri Keuangan Steven Mnuchin, menolak klaim bahwa "staf keamanan nasional" ini "berantakan" karena Bolton tiba-tiba meninggalkan pemerintahan.
"Itu pertanyaan paling konyol yang pernah saya dengar," kata Mnuchin.

Senator Bernie Sanders, yang bersaing untuk nominasi presiden dari Partai Demokrat pada tahun 2020, menulis di Twitter bahwa, “gejala dari masalah hilang. Penyebab utama otoritarianisme tetap ada. "

Senator AS Elizabeth Warren tweeted, “Rakyat Amerika lebih baik dengan John Bolton keluar dari Gedung Putih. Dunia akan menjadi lebih baik ketika orang yang mempekerjakannya sejak awal sudah keluar juga.”[IT/r]
 
Comment