0
Tuesday 17 September 2019 - 09:26
Invasi Saudi Arabia di Yaman:

China: Tuduhan AS atas Keterlibatan Iran Tidak Bertanggung Jawab

Story Code : 816576
Saudi Aramco oil facilities.jpg
Saudi Aramco oil facilities.jpg
"Merenungkan siapa yang harus disalahkan dengan tidak adanya investigasi konklusif, saya pikir, itu sendiri tidak terlalu bertanggung jawab," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Hua Chunying pada jumpa pers reguler di Beijing, Senin (16/9).

"Posisi China adalah bahwa kami menentang setiap langkah yang memperluas atau mengintensifkan konflik," tambahnya.

Juru bicara itu juga mendesak pihak-pihak terkait untuk menahan diri dan "menghindari mengambil tindakan yang menyebabkan meningkatnya ketegangan regional."

Pejuang Yaman Houthi Ansarullah melakukan serangan drone di dua fasilitas minyak Arab Saudi di Abqaiq dan Khurais pada hari Sabtu (14/9). Serangan itu menyebabkan penghentian sekitar 50 persen produksi minyak mentah dan gas kerajaan, menyebabkan rekor kenaikan harga minyak.

Amerika Serikat menggunakan kesempatan itu menuduh Iran bertanggung jawab atas serangan itu tanpa memberikan bukti apa pun.

Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengklaim dalam sebuah tweet bahwa "Tehran ada di balik hampir 100 serangan terhadap Arab Saudi" dan bahwa "tidak ada bukti serangan datang dari Yaman," menambahkan bahwa Washington akan memastikan "Iran bertanggung jawab atas agresi mereka. ”

Tehran, bagaimanapun, menampik tuduhan tersebut sebagai tipuan belaka dan bagian dari strategi baru Washington untuk mengatasi kegagalannya.

Presiden Donald Trump mengatakan bahwa Amerika Serikat "dikunci dan dimuat" untuk kemungkinan tanggapan atas serangan itu, menunggu kabar dari Arab Saudi mengenai siapa yang mereka pikir pelakunya.

Militer Yaman telah menyatakan bertanggung jawab penuh atas serangan itu, dengan mengatakan tidak ada gunanya menuduh Iran, Irak atau Hizbullah terlibat dalam serangan itu.

Di tengah tuduhan AS bahwa serangan pesawat nira wak itu mungkin berasal dari Irak atau Iran,
Pompeo melakukan panggilan telepon ke Perdana Menteri Irak Adel Abdul Mahdi, kantor perdana menteri mengatakan dalam sebuah pernyataan singkat pada hari Senin (16/9). Pernyataan itu tidak merinci apa yang dibahas.

Irak juga menolak klaim bahwa wilayahnya digunakan untuk melancarkan serangan anti-Saudi.[IT/r]
 
Comment