QR CodeQR Code

Sekitar 120.000 Warga Palestina Ditangkap oleh Rezim Zionis Sejak Kesepakatan Oslo

18 Sep 2019 16:18

Islam Times - Pasukan Zionis menangkap 120.000 warga Palestina di wilayah-wilayah pendudukan sejak perjanjian damai Oslo ditandatangani pada tahun 1993, menurut sebuah laporan terbaru dan menyebut bahwa kekerasan terus berlanjut oleh rezim pendudukan.


Pasukan rezim Zionis setidaknya menangkap 120.000 warga Palestina sejak Kesepakatan Oslo ditandatangani oleh Pasukan Pembebasan Palestina (PLO) dan rezim Zionis, demikian menurut laporan Middle East Monitor pada Selasa, 17/09/19.

Lebih dari setengah adalah deputi Palestina, sejumlah menteri, ratusan akademisi, organisasi non-pemerintah dan staf organisasi internasional yang ditangkap oleh pasukan Zionis selama periode ini.

Sekitar 2.000 perempuan dan lebih dari 17.500 anak ditahan sejak Kesepakatan Oslo, menurut laporan itu.

Perlakuan Israel terhadap anak-anak Palestina dalam penahanan militer menjadi perhatian utama masyarakat internasional. Kelompok-kelompok hak asasi manusia internasional sudah banyak mengecam penanganan rezim terhadap tahanan remaja Palestina Ahed Tamimi, yang menerapkan sistem pengadilan militer Israel untuk pemuda Palestina di Tepi Barat itu.

Menurut laporan lain yang dirilis Juli lalu oleh Pusat Studi Tahanan Palestina (the Palestinian Prisoners Center for Studies), ada peningkatan 30% dalam jumlah anak yang ditangkap jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2017 ketika 380 anak ditangkap oleh pasukan Zionis.

Diadakan oleh Presiden AS Bill Clinton, para pemimpin Palestina dan Israel berkumpul pada pertengahan September 1993, untuk menandatangani Kesepakatan Oslo pertama, yang dirancang untuk menjadi dasar perjanjian damai permanen dalam waktu lima tahun yang akan menciptakan dua negara berdampingan.

Selama bertahun-tahun, penciptaan perdamaian terperosok dalam tuduhan janji-janji yang dilanggar dan berlanjutnya ekspansi pemukiman, pembatasan gerakan, penangkapan dan serangan militer oleh Israel. Kekerasan Israel terus berlanjut di tengah-tengah kelumpuhan diplomatik, mengurangi harapan akan solusi dua negara dan meningkatkan frustrasi warga Palestina dengan kebijakan baru Presiden AS Donald Trump.

"Saat ini, ada 7.500 tahanan di penjara-penjara Israel," kata organisasi-organisasi nonpemerintah, dan sekitar 500 warga Palestina saat ini ditahan di bawah kebijakan Israel tentang "penahanan administratif", yang membolehkan para tahanan dapat ditahan untuk periode enam bulan dan dapat diperbarui tanpa biaya atau pengadilan.

Kebijakan penahanan administratif pertama kali ditetapkan oleh pasukan kolonial Inggris selama periode Mandat Britania (1923-1948) di Palestina.

Lebih dari 200 warga Palestina kehilangan nyawa mereka di penjara-penjara Israel sejak 1967 sebagai akibat dari penyiksaan, kurangnya perawatan medis atau luka tembak, organisasi hak asasi manusia Palestina mengumumkan pada tahun 2018.

Dalam sebuah pernyataan bersama, Asosiasi Tahanan Palestina, Tahanan Nurani dan Organisasi Perlindungan Hak Asasi Manusia menyatakan 216 warga Palestina telah kehilangan nyawa mereka di penjara-penjara Israel sejak 1967.

Di antara mereka, tujuh orang tewas ditembak, 72 lainnya disiksa sampai mati dan 59 kehilangan nyawa karena kurangnya perawatan medis.

Pernyataan itu mencatat, orang-orang Palestina di penjara-penjara Israel menjadi sasaran perlakuan "tidak manusiawi", termasuk penyiksaan fisik dan psikologis. Sekitar 60% dari tahanan telah menderita "serangan fisik brutal".

Pernyataan itu juga mendesak Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres untuk meluncurkan komite khusus penyelidikan kematian warga Palestina di penjara-penjara Israel. [IT/Onh]


 


Story Code: 816895

News Link :
https://www.islamtimes.org/id/news/816895/sekitar-120-000-warga-palestina-ditangkap-oleh-rezim-zionis-sejak-kesepakatan-oslo

Islam Times
  https://www.islamtimes.org