Islam Times - AS Larang Zarif Kunjungi Duta Iran di Rumah Sakit New York

Islam Times - Amerika Serikat menolak permintaan Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif untuk mengunjungi duta besar Perserikatan Bangsa-Bangsa Iran di rumah sakit New York tempat dia dirawat karena kanker, kata Departemen Luar Negeri AS dan misi PBB Iran.

Seorang juru bicara Departemen Luar Negeri AS mengatakan permintaan Zarif akan dikabulkan jika Iran membebaskan satu dari beberapa warga Amerika yang ditahannya, Reuters melaporkan pada hari Sabtu (28/9).

Pada bulan Juli, Amerika Serikat memberlakukan pembatasan perjalanan yang ketat pada Zarif sebelum kunjungan bulan itu ke PBB, serta pada diplomat Iran dan keluarga mereka yang tinggal di New York, yang Zarif gambarkan sebagai "pada dasarnya tidak manusiawi."

Kecuali jika mereka menerima persetujuan sebelumnya dari Washington, mereka hanya diizinkan untuk melakukan perjalanan di daerah kecil Manhattan, Queens dan ke dan dari bandara John F. Kennedy.

Juru bicara duta Iran untuk PBB Alireza Miryousefi mengatakan Duta Besar Iran untuk PBB, Majid Takht Ravanchi sedang dirawat karena kanker di sebuah rumah sakit tidak jauh dari lingkungan Upper East Side di Manhattan. Zarif berada di New York untuk pertemuan tahunan para pemimpin dunia di PBB.

"Iran telah secara salah menahan beberapa warga negara AS selama bertahun-tahun, yang menyakitkan keluarga dan teman-teman mereka yang tidak dapat mereka kunjungi dengan bebas," kata juru bicara Departemen Luar Negeri. "Kami telah menyampaikan ke duta Iran bahwa permintaan perjalanan akan dikabulkan jika Iran membebaskan seorang warga AS."

Pada konferensi pers di New York pada hari Kamis (26/9), Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan Tehran terbuka untuk berbicara tentang pertukaran tahanan tetapi bola itu ada di pengadilan Washington setelah Iran membebaskan seorang lelaki Lebanon dengan tempat tinggal permanen AS pada Juni.

Mengomentari langkah Washington pada hari Sabtu, Wakil Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araqchi mengkritik AS karena melakukan "sandera" kemanusiaan untuk tujuan politik, seperti dikutip oleh kantor berita IRNA.[IT/r]