0
Sunday 29 September 2019 - 18:43

Terancam Dimakzulkan, Trump: AS Sedang Dipertaruhkan

Story Code : 819043
Trump
Trump
Pesan video yang disampaikan via Twitter itu menggarisbawahi tekanan dari upaya pemakzulan terhadap Trump. Fraksi Partai Demokrat di Dewan Perwakilan Rakyat secara agresif mendorong penyelidikan pemakzulan, yang berawal dari sebuah pernyataan seorang pembocor rahasia atau whistleblower.
 
Ketua DPR AS Nancy Pelosi akhirnya mengumumkan penyelidikan pemakzulan usai seorang pembocor rahasia mengatakan bahwa Trump pernah beberapa kali menelepon Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy dan memintanya untuk menyelidiki Hunter Biden, anak dari Joe Biden -- kandidat calon presiden Demokrat. Hunter diketahui pernah menjadi salah satu anggota dewan direksi di sebuah perusahaan Ukraina.

Pelosi dan banyak politisi Demokrat lainnya meyakini Trump telah melanggar konstitusi negara dengan meminta pemimpin asing membantunya demi kepentingan politik.
 
"Hak-hak Amerika sedang diancam Demokrat. Mereka ingin mengambil senjata kita, mereka ingin mengambil jaminan kesehatan kita, mereka ingin mengambil suara kita, mereka ingin mengambil kebebasan kita," ungkap Trump, dikutip dari laman AFP, Sabtu 28 September 2019.
 
"Kita tidak boleh membiarkan ini terjadi, karena keberlangsungan negara kita saat ini sedang dipertaruhkan. Ini semua sebenarnya sederhana. Mereka berusaha menghentikan saya, karena saya sedang berjuang untuk Anda semua. Saya tidak akan membiarkan itu terjadi," sambung dia.
 
Dalam rangkaian unggahan lainnya di Twitter, Trump mengulang tudingan bahwa penyelidikan pemakzulan ini hanyalah sebuah "perburuan" yang sia-sia. Ia juga menyebut politikus Demokrat Adam Schiff, yang memimpin penyelidikan pemakzulan, telah memfitnah dirinya sehingga harus segera mundur dari Kongres AS.
 
Komite Kongres yang menjalankan penyelidikan ini telah mengambil langkah konkret, yakni melayangkan surat kepada Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo untuk menyerahkan dokumen terkait skandal Ukraina. Komite juga dijadwalkan melakukan lima wawancara dengan lima pejabat Kemenlu AS.
 
Lima orang itu termasuk mantan duta besar untuk Ukraina Marie Yovanovitch, yang diduga didepak Trump karena menolak menekan Ukraina untuk menyelidiki Biden. [IT/Medcom]


 
Comment