QR CodeQR Code

Gejolak China:

Presiden China Janji Lestarikan Prinsip 'Satu Negara Dua Sistem' di Hong Kong

1 Oct 2019 17:37

Islam Times - Presiden Cina Xi Jinping pada Selasa (1/10) saat memperingati perayaan peringatan 70 tahun berdirinya Republik Rakyat China mengatakan, negaranya akan tetap berkomitmen pada apa yang disebut satu negara dengan dua prinsip sistem berkaitan dengan Hong Kong.


“Ke depan, kita harus mematuhi prinsip persatuan damai, 'satu negara dua sistem', untuk menjaga kemakmuran dan stabilitas di Hong Kong dan Makau, mempromosikan hubungan yang damai antara dua pantai Selat Taiwan, menyatukan semua putra dan putri China, dan terus berjuang untuk persatuan penuh tanah air kita, " kata Xi saat berpidato di acara tersebut.

Tiongkok merayakan 70 tahun berkuasanya Partai Komunis pada Selasa 1 Oktober. Perayaan ini ditandai dengan parade tank, rudal dan pasukan.
 
Apa yang ditampilkan menunjukkan simbol kekuatan dari status adikuasa Tiongkok yang terus meningkat. Hal ini ditunjukkan bahkan ketika menghadapi tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap otoritasnya, aksi protes di Hong Kong.
 
Pihak berwenang di Beijing telah menutup jalan, melarang terbang layang-layang, dan mereka memperketat keamanan untuk sebuah acara yang menandakan perjalanan Tiongkok dari negara yang hancur oleh perang dan kemiskinan menjadi ekonomi terbesar kedua di dunia.

Parade militer besar-besaran akan bergulir di Lapangan Tiananmen di bawah pengawasan Presiden Xi Jinping. Presiden Xi saat ini dianggap sebagai pemimpin Tiongkok paling kuat sejak Mao Zedong, yang mendirikan Negeri Tirai Bambu pada 1 Oktober 1949.
 
Senjata baru -,termasuk drone hipersonik dan rudal balistik antarbenua yang dapat menutupi Amerika Serikat,- diperkirakan akan menjadi debut publik.
 
"Persatuan adalah besi dan baja. Persatuan adalah sumber kekuatan," kata Xi dalam pidato pada Senin malam.
 
Namun di balik proyeksi kekuatan pada acara yang dikoreografi ketat ini, sejumlah tantangan tengah menguji kemampuan Xi untuk menjaga stabilitas ekonomi dan politik di dalam dan luar negeri.
 
"Partai berharap bahwa kesempatan ini akan menambah legitimasinya dan menggalang dukungan pada saat tantangan internal dan eksternal," ujar peneliti Tiongkok di Macquarie University di Sydney, Adam Ni mengatakan kepada AFP, Selasa, 1 Oktober 2019.
 
Negosiasi perang perdagangan AS berlarut-larut dan demam babi Afrika telah mempengaruhi pasokan babi negara itu. Akibatnya, harga daging pun melonjak.
 
Tetapi tantangan utama bagi pemerintahan Xi adalah Hong Kong, tempat para pedemo pro-demokrasi berencana untuk mendapatkan sorotan dari Beijing pada Selasa dengan demonstrasi. Para pengunjuk rasa menilai bahwa telah terjadi pengikisan kebebasan khusus bagi Hong Kong.
 
Kota semi-otonom itu berbelit-belit selama berbulan-bulan dalam kerusuhan terburuk sejak Inggris mengembalikan pusat keuangan ke Tiongkok pada 1997. Polisi dan pengunjukrasa saling serang degan gas air mata serta bom molotov.
 
Tetapi Presiden Xi bersumpah Senin untuk terus "sepenuhnya dan dengan setia menerapkan" satu negara, dua sistem kebijakan di mana warga Hong Kong menikmati kebebasan yang tak terlihat di daratan.
 
Sementara Kepala Eksekutif Hong Kong, Carrie Lam, diundang ke perayaan hari nasional itu, menyoroti dukungan berkelanjutan Beijing bagi pemimpin yang menghadapi serangan itu.
 
Para petinggi Partai Komunis akan menyaksikan 15.000 tentara berbaris di Tiananmen, 580 peralatan militer dipamerkan dan 160 pesawat mengaum di atas kepala.
 
"Beijing ingin menyoroti modernisasi militer, kesatuan politik, dan tekadnya untuk melindungi kepentingannya," kata Ni.

Impian Tiongkok

Partai Komunis telah berulang kali menentang peluang untuk tetap berkuasa selama tujuh dekade.
 
Di bawah Mao Tse Tung, puluhan juta orang tewas selama Lompatan Besar Maju yang dahsyat, dan negara itu terjerumus ke dalam kekacauan hebat selama Revolusi Kebudayaan yang telah berlangsung selama satu dekade.
 
Setelah Mao meninggal pada 1976, partai meluncurkan reformasi dan membuka kebijakan di bawah pimpinan terpenting Deng Xiaoping. Saat itu Deng memulai dekade pertumbuhan dan pembangunan yang sangat simultan.
 
Tetapi Partai Komunis (PKC) mempertahankan cengkeramannya pada kekuasaan, mengirim pasukan untuk mengakhiri tantangan terbesar bagi kekuasaannya pada 1989, ketika para demonstran pro-demokrasi menduduki Lapangan Tiananmen.
 
Ketika Xi naik podium untuk berpidato di depan rakyat pada pawai Selasa, ia kemungkinan akan memohon "mimpi Tiongkok”, "peremajaan" sebuah negara yang mencari apa yang dilihatnya sebagai kembali ke kejayaan sebelumnya.
 
“Partai ingin menunjukkan bahwa di bawah kepemimpinan PKC, Tiongkok membuat langkah ke arah menjadi negara yang kaya dan kuat,” kata Bonnie Glaser, penasihat senior untuk Asia CSIS di Washington.
 
Presiden Xi telah memperjelas warganya untuk percaya kepada Partai Komunis yang dapat membuat negara mewujudkan mimpinya. Tentunya dengan Xi berada di pucuk pimpinan.[IT/r]
 


Story Code: 819445

News Link :
https://www.islamtimes.org/id/news/819445/presiden-china-janji-lestarikan-prinsip-satu-negara-dua-sistem-di-hong-kong

Islam Times
  https://www.islamtimes.org