Islam Times - AS Menyetujui Penjualan Rudal Anti-Tank ke Ukraina

IslamTimes - Departemen Luar Negeri AS telah menyetujui penjualan rudal anti-tank ke Ukraina dalam satu langkah yang kemungkinan akan membuat marah Rusia.

Departemen Luar Negeri AS pada hari Kamis (3/10) menyetujui kemungkinan penjualan militer ke 150; 150 rudal anti-tank Javelin dan dua peluncur rudal tambahan, bernilai sekitar $ 39,2 juta.

"Penjualan yang diusulkan ini akan berkontribusi pada kebijakan luar negeri dan keamanan nasional Amerika Serikat dengan meningkatkan keamanan Ukraina," katanya dalam sebuah rilis.

"Sistem Javelin akan membantu Ukraina membangun kapasitas pertahanan jangka panjangnya untuk mempertahankan kedaulatan dan integritas teritorialnya untuk memenuhi persyaratan pertahanan nasionalnya," tambahnya.

Pentagon juga memberi tahu Kongres tentang kemungkinan penjualan pada hari Kamis (3/10).

Kementerian Luar Negeri Rusia, bagaimanapun, mengatakan penjualan rudal tidak akan membantu kemampuan pertahanan Ukraina, tetapi akan mengurangi anggaran negara.

"Apa yang sebenarnya dibutuhkan Ukraina saat ini adalah penyelesaian konflik internal Ukraina, yang mengakhiri krisis di banyak bidang, situasi yang lebih baik dalam perekonomian dan perjuangan melawan korupsi, harmonisasi proses politik internal dan pencarian identitas," kata juru bicara kementerian, Maria Zakharova.

Rusia telah secara konsisten memperingatkan Washington agar tidak memberikan senjata kepada negara itu atas kekhawatiran meningkatnya konflik di timur, yang sejauh ini telah merenggut nyawa sekitar 13.000 orang sejak 2014.

Konfrontasi bersenjata dimulai ketika gelombang protes di Ukraina menggulingkan pemerintah pro-Rusia yang terpilih secara demokratis dan menggantinya dengan pemerintahan yang pro-Barat.

Kiev, bagaimanapun, memerintahkan pembelian senjata beberapa minggu sebelum kontak telepon tersebut. Penjualan itu dibahas antara Trump dan mitranya dari Ukraina, Volodymyr Zelenskiy, selama percakapan telepon pada bulan Juli, yang sekarang mengancam akan merobohkan administrasi Trump.[IT/r]