0
Wednesday 16 October 2019 - 14:39

Ribuan Warga Gunungkidul, Yogyakarta Kekurangan Air Minum

Story Code : 822368
Warga mengambil air dari lubang Telaga Banteng di Desa Melikan, Rongkop, Gunungkidul, DI Yogyakarta. (ANTARA FOTO)
Warga mengambil air dari lubang Telaga Banteng di Desa Melikan, Rongkop, Gunungkidul, DI Yogyakarta. (ANTARA FOTO)
Kepala BPBD Gunungkidul Edi Basuki mengatakan kekeringan tahun ini lebih parah jika dibanding tahun lalu.
 
"Tahun ini hujan turunnya lebih sedikit. Tahun lalu Bulan Juni masih turun hujan. tapi tahun ini dari bulan Mei sudah tidak. Tahun lalu juga bulan Oktober sudah hujan. tapi tahun ini diperkirakan baru November hujan," kata Edi di Yogyakarta, Rabu, 16 Oktober 2019.

Edi menjelaskan warga Gunungkidul mulai merasakan kesulitan air sejak Mei 2019. Catatan BPBD Gunungkidul saat ini ada 14 kecamatan, 81 desa, 433 dusun 3.86 68 Kepala Keluarga (KK) yang terdampak kekeringan.
 
Kecamatan yang dilanda kekeringan seperti Girisubo, Rongkop, Panggang, Saptosari, Patuk, Nglipar, Gedangsari, Semin, Ngawen. Daerah yang paling parah terdampak kekeringan adalah kecamatan Girisubo dan Rongkop.
 
Untuk mengatasi hal ini BPBD bersama dengan perusahaan swasta dan organisasi sudah menyalurkan air bersih sejak awal Mei. Saat ini total sudah 3.274 tangki yang disalurkan ke daerah terdampak kekeringan.
 
"Kami sudah salurkan droping ke 14 kecamataan itu. Sebanyak 1500 tangki dari kami. Sisanya dari swasta. Paling banyak ke Girisubo dan Rongkop," jelas Edi.
 
Saat ini kekeringan di Kabupaten Gunungkidul masih berstatus siaga bencana sejak 9 Mei. Pihaknya belum berencana untuk meninggal meningkatkan status tersebut. [IT/Medcom]


 
Comment