0
Thursday 24 October 2019 - 17:32

"Kenapa Trump Tak Bisa Menang dalam Perang Perdagangan"

Story Code : 823802
Trump-Xi (NationalInterest).
Trump-Xi (NationalInterest).
Sang penulis, Thomas Gift  (dosen Ilmu Politik dan direktur program Filsafat, Politik, dan Ekonomi (PPE) di University College London) menguraikan bahwa sejak perang bermula, Cina belum menunjukkan tanda-tanda menyerah sedikit pun karena bagi Cina ini bukan soal ekonomi, tapi soal politik.

Menurut Gift, Cina sudah sejak lama bersaing dengan AS secara politik. Dan dalamperang dagang yang sesumbar digelar  Trump, Cina melihat sebuah peluang untuk menekan saingannya secara maksimum.

Meski perang itu melukai ekonomi Cina lebih besar dari ekonomi AS, tapi Presiden Cina lebih peduli pada status adidaya dalam jangka panjang. Masalah ini ikut memicu perdebatan di dalam AS. Pihak Demokrat menuduh Trump cukup ceroboh menekan Cina lewat perang dagang. Dalam sebuah survey, 72 persen pendukung Republik mendukung "kenaikan tarif untuk produk impor dari Cina" seang 72 persen pendukung Demokrat menentangnya.

Perang ini ikut meresahkan petinggi-petinggi Barat seperti Angela Merkel, Emmanual Macron, sampai Boris Johnson. Mereka mendesak Trump menghentikan agenda perang karena cemaskan terbentuknya sebuah pola baru dalam relasi global.

Pakar AS Michael Shuman mengatakan Cina dan Rusia sekarang lebih bersahabat daripada saat mereka masih sama-sama menjadi negara komunis.

Sementara itu, dalam perang dagang ini, Cina berhasil melukis wajah AS sebagai agresor perdagangan. Tarif balasan yang diterapkan Cina masih tergolong masuk akal, dan ini penting bagi negara adikuasa baru yang sedang naik daun untuk menarik simpati dunia.[AR/NationalInterest]

 
Comment