0
Tuesday 26 November 2019 - 09:31

Pangkalan Militer PBB di RD Kongo Dibakar Massa

Story Code : 829039
Konflik Konggo (BBC)
Konflik Konggo (BBC)
Demonstran kesal karena pasukan PBB dan pemerintah gagal mencegah terjadinya serangan yang dilancarkan sebuah grup pemberontak Allied Democratic Forces (ADF).
 
Minggu malam 24 November, delapan orang tewas akibat serangan ADF di sebuah kota di RD Kongo. PBB memiliki 18 ribu personel militer di RD Kongo, namun hingga kini masih kesulitan dalam menghadapi sepak terjang ADF dan sejumlah grup lainnya.

ADF adalah satu dari banyak kelompok milisi yang beroperasi di RD Kongo timur, sebuah wilayah kaya mineral yang berbatasan dengan Uganda dan Rwanda. ADF, yang dibentuk oleh beberapa tokoh pemberontak, selama ini diyakini sebagai dalang di balik berbagai aksi brutal di RD Kongo timur.
 
Merasa kesal karena keamanan negara tak kunjung membaik, massa menyerbu pangkalan militer PBB untuk memprotes serangan terbaru ADF.
 
"Beberapa kantor di markas besar Monusco dibakar dan dijarah," kata seorang tokoh masyarakat di Beni, Teddy Kataliko, dikutip dari BBC, Selasa 26 November 2019.
 
"Warga meminta pasukan Monusco ditarik dari Beni karena mereka seolah tidak berbuat apa-apa di sini," sambung dia. Monusco adalah akronim dari pasukan PBB di RD Kongo.
 
Sebelumnya, massa telah menyerbu gedung balai kota dan membakarnya.
 
Presiden RD Kongo Felix Tshisekedi merespons kemarahan warga, dan berjanji bahwa PBB dan pasukan pemerintah akan melakukan operasi gabungan untuk melindungi masyarakat sipil di Beni.
 
Beni, kota dengan populasi lebih dari 200 ribu orang, juga merupakan episenter wabah virus Ebola. Lebih dari 2.000 orang di Beni meninggal akibat wabah Ebola -- kedua paling mematikan di seluruh dunia.
 
Otoritas medis di Beni kesulitan menangani wabah Ebola karena situasi keamanan yang cenderung tidak stabil. [IT/Medcom]



 
Comment