Islam Times - Moskow Peringatkan Eropa Agar Tidak Memicu Perselisihan JCPOA

Islam Times- "Kremlin memandang tindakan ini yang dilakukan oleh tiga negara Eropa adalah langkah negatif," tambahnya.

Perwakilan permanen Rusia untuk organisasi internasional di Wina mengatakan Moskow telah memperingatkan Inggris, Prancis, dan Jerman - secara kolektif yang dikenal sebagai EU3 - agar tidak memicu mekanisme perselisihan kesepakatan nuklir Iran 2015.

"Kami telah memperingatkan mitra Barat kami agar tidak mengambil langkah seperti itu dengan mengingatkan mereka tentang implikasi negatif dari proses semacam itu," kata Kantor Berita Republik Islam (IRNA) mengutip Mikhail Ulyanov mengatakan pada hari Sabtu.

"Kremlin memandang tindakan ini yang dilakukan oleh tiga negara Eropa adalah langkah negatif," tambahnya.

Pekan lalu, tiga penandatangan Eropa untuk Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) merilis pernyataan yang mengatakan mekanisme itu diaktifkan sebagai tanggapan atas apa yang mereka klaim sebagai pelanggaran berulang Iran atas perjanjian tersebut.

Iran, bagaimanapun, telah menolak tuduhan tersebut, mengatakan bahwa mereka telah menangguhkan kewajiban JCPOA sebagaimana diizinkan dalam kesepakatan dalam kasus-kasus di mana penandatangan JCPOA lain gagal untuk menegakkan komitmen mereka.

Dorongan Eropa untuk memicu mekanisme sengketa pada akhirnya dapat mengarah pada pemulihan sanksi PBB terhadap Iran yang dicabut di bawah JCPOA.

Dalam konferensi pers pada hari Jumat, Penjabat Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengecam tindakan Eropa sebagai "pergantian berbahaya" yang bertujuan untuk menggunakan momen meningkatnya ketegangan antara Iran dan AS untuk "menyalahkan Iran atas semua yang terjadi".

Dia mengatakan para penandatangan kesepakatan Eropa telah gagal untuk membuat mekanisme perdagangan yang dijanjikan untuk memotong sanksi AS terhadap Iran dan menjunjung tinggi komitmen JCPOA mereka.

Washington memberlakukan sanksi ekonomi yang melumpuhkan terhadap Iran setelah secara sepihak menarik diri dari perjanjian nuklir pada Mei 2018.

AS sejak itu menggabungkan langkah-langkah ekonomi dengan penyebaran dan provokasi militer regional sebagai bagian dari upaya untuk melakukan kampanye "tekanan maksimum" terhadap Teheran.

Awal bulan ini, Washington menyulut ketegangan serius di wilayah itu dengan membunuh Letnan Jenderal Qassem Soleimani di Bandara Internasional Baghdad ketika ia sedang dalam kunjungan resmi ke Irak.

Iran membalas dengan menembakkan tembakan peluru kendali balistik ke Ain al-Asad, pangkalan udara besar yang menampung sekitar 1.500 tentara AS di Irak Barat, dan pos terdepan lainnya di Erbil, ibukota Kurdistan Irak semi-otonom, pekan lalu.(IT/TGM)