0
Tuesday 28 January 2020 - 14:03
Saudi Arabia dan Gejolak Regional:

Menlu Saudi: Timur Tengah 'Lebih Aman' setelah Pembunuhan Jenderal Soleimani oleh AS

Story Code : 841125
Saudi Minister of Foreign Affairs Faisal bin Farhan al-Saud.jpg
Saudi Minister of Foreign Affairs Faisal bin Farhan al-Saud.jpg
Berbicara dalam sebuah wawancara dengan CNN pada hari Senin (27/1), menteri luar negeri Saudi mengatakan dia yakin AS bertindak dalam "pertahanan diri mereka sendiri yang sah" ketika membunuh Jenderal Soleimani.

Dia juga mengatakan dia setuju dengan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo bahwa wilayah itu "lebih aman" setelah kematian Jenderal Soleimani.

Letnan Jenderal Soleimani dan Abu Mahdi al-Muhandis, komandan Mobilisasi Rakyat (PMU) nomor dua di Irak, dibunuh dalam serangan udara AS di ibukota Irak, Baghdad pada 3 Januari.

Kedua komandan itu dikagumi oleh negara-negara Muslim karena peran mereka dalam melenyapkan kelompok teroris Takfiri, Daesh di kawasan itu, khususnya di Irak dan Suriah.

Pembunuhan itu dilakukan atas perintah langsung Presiden AS Donald Trump, yang mengklaim langkah itu dilakukan untuk mencegah "serangan segera." Namun, klaimnya dihadapkan pada meningkatnya kecurigaan dan skeptisisme di AS.

Administrasi Trump sejauh ini menolak untuk memberikan bukti untuk membuktikan klaimnya bahwa intelijen yang tersedia mengarah pada pembunuhan Jenderal Soleimani.

Dalam pidatonya di hari Senin, diplomat Saudi lebih lanjut menyatakan bahwa dia tidak melihat "perubahan perilaku" dari Iran setelah langkah AS.

"Pernyataan itu tidak positif. Tetapi kami akan terus meminta mereka untuk berperilaku dengan cara yang dapat mendukung stabilitas regional," kata FM Saudi.

Dalam sambutan yang sama pada hari Kamis, Menteri Negara Luar Negeri Saudi Adel al-Jubeir telah mengklaim bahwa pemulihan hubungan dengan Iran akan dimungkinkan ketika Iran "kembali ke negara normal."

Berbicara di panel World Economic Forum di Davos, Swiss, Jubeir menuduh Iran "mencampuri" urusan dalam negeri Irak dan mengatakan, "Orang Iran harus menunjukkan itikad baik, orang Iran harus mengubah perilaku dan kebijakan mereka."

Menanggapi komentar tersebut, Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif mengatakan negara "normal" tidak menolak untuk berbicara.[IT/r]
 
Comment