0
Wednesday 5 February 2020 - 13:56

Iran: Kesepakatan Abad Ini Upaya Terakhir Trump Hindari Kekalahan Besar

Story Code : 842726
Mayor Jenderal Yahya Rahim Safavi
Mayor Jenderal Yahya Rahim Safavi
"Kesepakatan Abad adalah kesepakatan yang paling memalukan abad ini, dan ketika proyek Timur Tengah Hebat gagal, demikian pula Kesepakatan Abad ini," katanya seperti dikutip Mehrnews.

"Tidak ada kelompok Palestina yang menerima rencana ini, sementara para penguasa negara-negara Arab tertentu menerima rencana itu dan bekerja sama dengan kebijakan Amerika di kawasan itu," katanya.

Di Gedung Putih bersama Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Trump mengumumkan ketentuan umum dari rencana tersebut pada Selasa.

Gedung Putih mengklaim, rencana itu adalah rencana yang paling serius, realistis, dan terperinci yang pernah disajikan, yang dapat membuat Israel, Palestina, dan wilayah lebih aman dan lebih makmur.

“Visi ini hanyalah langkah pertama dan memberikan dasar bagi kemajuan bersejarah menuju perdamaian. Amerika Serikat berharap Visi ini akan mengarah pada negosiasi langsung antara Israel dan Palestina,” tambahnya.

Palestina turun ke jalan-jalan di Gaza dan Tepi Barat untuk memprotes rencana itu.

Rahim Safavi menunjuk prediksi Pemimpin Revolusi Islam Ayatollah Khamenei yang mengatakan bahwa rezim Zionis akan berhenti ada dalam 25 tahun, “Ini adalah saat beberapa penguasa negara-negara Arab yang tangannya berada di tangan Zionis rezim akan menghilang lebih cepat dari rezim itu. "

Jenderal itu lebih lanjut mengatakan Trump melakukan dua kesalahan besar, yaitu membunuh Letnan Jenderal Qassem Soleimani dan mengumumkan Kesepakatan Abad Ini.

"Kemartiran Haji Qassem Soleimani akan membuat darah negara-negara Islam mendidih," katanya.

Mantan kepala IRGC itu mengatakan, Trump adalah alat di tangan Zionis. "Dia adalah presiden yang dipermalukan yang secara langsung memerintahkan pembunuhan dan operasi teroris."

Menunjuk respons Iran terhadap serangan AS, Rahim Safavi mengatakan, "Sejak Perang Dunia II, tidak ada kekuatan yang mampu menargetkan pangkalan-pangkalan Amerika dengan rudal."

Dan militer AS tidak menanggapi tindakan pembalasan Iran karena Amerika sangat menyadari, angkatan bersenjata Iran siap untuk mengambil tanggapan yang lebih keras. [IT/Onh]


 
Comment