0
Monday 17 February 2020 - 02:13

Analis: AS Berperang Melawan Cina Di Semua Lini 

Story Code : 844962
Analis: AS Berperang Melawan Cina Di Semua Lini 

Amerika Serikat sedang melancarkan perang melawan Cina di berbagai bidang dalam upaya untuk membawa Beijing sejalan dengan apa yang disebut tatanan internasional yang didirikan oleh Washington, kata sarjana Amerika dan analis politik Dennis Etler.

"AS sekali lagi memproyeksikan perilaku psikopatnya terhadap musuh yang diproklamirkannya sendiri. AS, pemasok perang dan penghancur bangsa-bangsa terkemuka di dunia, memiliki peringatan yang tegar bahwa Cina mengejar kebijakan ekonomi dan militer yang agresif dengan mengorbankan negara-negara lain dan menantang tatanan internasional, ungkap ”Etler, mantan profesor Antropologi di Cabrillo College di Aptos, California, dalam sebuah wawancara.

Pada Konferensi Keamanan Munich di Jerman pada hari Sabtu (16/2/20), Menteri Pertahanan AS Mark Esper menuduh Cina mengejar kebijakan ekonomi dan militer yang agresif dengan mengorbankan negara-negara lain dan menantang "tatanan internasional."

Etler berkata, "jika tuduhan ini tidak mengancam secara diam-diam, hal itu akan menggelikan," menambahkan bahwa "perang AS melawan Cina, yang berkembang di semua lini, bukanlah masalah yang bisa ditertawakan."

"'Tatanan internasional' sebenarnya adalah perwujudan militerisme AS yang agresif dan hegemoni global," catat sang analis.

Dia mengatakan AS adalaha pelaku utama, bukan Cina, yang mengancam akan mengganggu tatanan dunia melalui kebijakan militer, ekonomi dan perdagangan yang agresif.

“Siapa yang memiliki ratusan pangkalan militer yang tersebar di seluruh dunia dan ratusan ribu tentara dikerahkan di luar negeri? Jelas bukan China. Siapa yang mengirim armada perangnya ribuan mil ke luar negeri untuk menantang negara-negara di halaman belakang mereka sendiri? Jelas bukan China. Siapa yang melakukan kebijakan ekonomi agresif dengan mengorbankan negara-negara lain dalam bentuk sanksi, embargo, dan kebijakan perdagangan koersif? Jelas bukan China, ”tambahnya.(IT/TGM)
 
Comment