0
Tuesday 25 February 2020 - 13:00
Krisis HAM di Saudi Arabia:

Laporan: Saudi Menangkap Mantan Dirjen SBA, Usaha Membungkam Wartawan

Story Code : 846609
Dawood al-Shiryan, Former director general of the state-owned Saudi Broadcasting Authority (SBA) .jpg
Dawood al-Shiryan, Former director general of the state-owned Saudi Broadcasting Authority (SBA) .jpg
Situs berita online berbahasa Arab al-Khaleej, mengutip sebuah posting yang diterbitkan oleh kelompok HAM Prisoners of Conscience, yang merupakan organisasi non-pemerintah independen yang mengadvokasi hak asasi manusia di Arab Saudi, melaporkan pada hari Senin (24/2) bahwa para pejabat Saudi telah menahan Dawud al-Shiryan.

Shiryan konon hilang sejak awal bulan ini.
🔴 BREAKING

Berita yang belum dikonfirmasi tentang penahanan jurnalis Dawud al-Shirian. Dia telah menghilang sejak awal Februari, dan dia dipecat dari jabatannya sebagai ketua Otoritas Penyiaran Saudi pada September 2017. # داود_الشريان pic.twitter.com/zNvzD8YIGF
- Tahanan Hati Nurani (@ m3takl_en) 24 Februari 2020

Menurut Prisoners of Conscience, jurnalis Saudi yang terkenal dicopot dari posisinya sebagai kepala SBA September lalu.

Pada bulan Maret 2019, saluran SBC Saudi mengumumkan penangguhan program "With Dawood" yang disajikan oleh Shiryan sendiri hanya setelah enam episode ditayangkan.

Pejabat Saudi diam-diam mengadili jurnalis terkemuka Ali al-Dhafiri dan menjatuhkan hukuman lima tahun penjara.

Program tersebut membahas masalah-masalah sosial, terutama perempuan yang melarikan diri, permukiman kumuh dan sebuah episode tentang perempuan asing yang menikah dengan orang Saudi, dan sebaliknya.

Beberapa kritikus masuk ke Twitter dan berpendapat bahwa Shiryan telah secara terbuka mengekspos penyakit masyarakat.

Kelompok-kelompok hak asasi manusia yang memantau kerajaan itu mengatakan upaya lama Arab Saudi untuk memberangus perbedaan pendapat dan para intelektual telah meningkat baru-baru ini.

Sejak Mohammed bin Salman menjadi pemimpin de facto Arab Saudi pada tahun 2017, pemerintah telah menangkap lusinan aktivis, blogger, intelektual, dan lainnya yang dianggap sebagai lawan politik, menunjukkan hampir nol toleransi terhadap perbedaan pendapat bahkan dalam menghadapi kecaman internasional atas tindakan keras tersebut.

Selama beberapa tahun terakhir, Riyadh juga telah mendefinisikan kembali undang-undang anti-terorisme untuk menargetkan para aktivis.

Pada Januari 2016, otoritas Saudi mengeksekusi ulama Syiah Sheikh Nimr Baqir al-Nimr, yang merupakan pengkritik Riyadh yang blak-blakan. Nimr telah ditangkap di Qatif, Provinsi Timur, pada 2012.[IT/r]
 
 
Comment