0
Sunday 31 May 2020 - 16:46
AS vs Iran:

Analis: Departemen Luar Negeri AS Menggunakan ‘Logika Berbelit-belit’ Mengenai Iran

Story Code : 865784
Mike Pompeo. US Secretary of State..jpg
Mike Pompeo. US Secretary of State..jpg
"Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo baru saja melepaskan keringanan akhir ke negara-negara yang masih melakukan bisnis dengan Iran, di bawah JCPOA, yang dicabut oleh administrasi Trump," kata E Michael Jones, editor majalah Culture Wars saat ini.

"Ini akan menghilangkan kebenaran terakhir untuk memiliki beberapa jenis pertukaran ekonomi," katanya kepada Press TV dalam sebuah wawancara pada hari Sabtu (30/5).

Pompeo membuat pengumuman pada hari Rabu di tengah kampanye "tekanan maksimum" Washington melawan Iran.

"Hari ini, saya mengakhiri pengabaian sanksi untuk proyek-proyek terkait JCPOA di Iran, efektif dalam 60 hari," tulis Pompeo di Twitter.

Dia lebih lanjut mengulangi tuduhannya yang tidak berdasar bahwa "eskalasi nuklir Iran yang terus berlanjut memperjelas kerja sama ini harus berakhir."

"Upaya lebih lanjut pada pemerasan nuklir hanya akan membawa tekanan lebih besar pada Iran,’ dia menambahkan.

Pompeo, bagaimanapun, memberikan pengabaian terpisah untuk pembangkit listrik tenaga nuklir Bushehr "untuk memastikan keselamatan operasi" selama 90 hari ke depan.

Pada 2018, Presiden Donald Trump menarik AS keluar dari kesepakatan nuklir yang didukung internasional, dinegosiasikan di bawah pendahulunya, Barack Obama, tiga tahun sebelumnya.

Sejak itu, AS telah memperbarui keringanan setiap 60 hari, dengan yang terakhir pada 30 Maret.

"Kami akan terus memantau dengan cermat semua perkembangan dalam program nuklir Iran dan dapat memodifikasi pengabaian ini kapan saja," klaim Pompeo dalam pernyataan yang dirilis oleh Departemen Luar Negeri ketika mengumumkan pengabaian sanksi sebelumnya.[IT/r]
 
Comment