0
Thursday 4 June 2020 - 01:15

Ayatollah Khamenei: 'Saya Tidak Bisa Bernapas' Teriakan Semua Negara Yang Ditindas Oleh AS 

Story Code : 866462
Ayatollah Khamenei:

Pemimpin Revolusi Islam Ayatullah Sayyid Ali Khamenei menyampaikan pidato langsung kepada negara Iran pada hari Rabu pagi.

Pidato itu disampaikan pada kesempatan peringatan 31 tahun wafatnya pendiri Revolusi Islam Imam Khomeini. Karena coronavirus, orang tidak akan berkumpul di Mausoleum Imam Khomeini di Teheran karena fokusnya telah dialihkan ke media sosial.

Dalam pidatonya, Pemimpin mengatakan bahwa Imam Khomeini memiliki semangat untuk meminta perubahan, mencatat bahwa almarhum Imam menikmati berbagai karakteristik.

Imam menciptakan perubahan besar di antara bangsa Iran setelah Revolusi, kata pemimpin itu, menggambarkan apa yang dilakukan Imam Khomeini sebagai menciptakan gelombang besar di lautan.

Bangsa Iran tidak pernah berpikir tentang berdiri melawan negara adidaya dunia dan dulu menganggap kesombongan kekuatan besar sebagai masalah alam sebelum Revolusi Islam, ungkap Pemimpin tertinggi Iran.

Imam Khomeini menciptakan harga diri pada rakyat Iran, kata Pemimpin, mencatat bahwa Imam berhasil mempersiapkan alasan untuk pembentukan peradaban Islam di negara itu.

Pemimpin Revolusi Islam kemudian menunjuk pada perkembangan terakhir dan protes nasional di Amerika Serikat yang meletus setelah pembunuhan brutal terhadap seorang warga Afrika-Amerika oleh seorang polisi kulit putih AS minggu lalu.

"Apa yang dilihat hari ini adalah penampakan kebenaran yang selalu disembunyikan ... ini adalah lumpur yang tersisa di kedalaman kolam yang sekarang muncul ke permukaan."

Dia melanjutkan dengan mengatakan bahwa tindakan brutal polisi AS adalah contoh dari sifat Amerika. "Inilah yang telah dilakukan orang Amerika ke negara-negara yang telah mereka masuki seperti Afghanistan, Suriah, Irak, dan Vietnam."

Slogan "Aku tidak bisa bernafas" yang digunakan oleh orang-orang Amerika hari ini adalah mengeluarkan kata-kata dari mulut semua bangsa yang telah ditindas AS, tambah Pemimpin.

Amerika jatuh ke dalam aib mereka sendiri karena perilaku mereka sendiri, katanya, juga menunjukkan kesalahan pejabat AS dalam mengurusi wabah coronavirus. Terlepas dari kenyataan bahwa AS terinfeksi virus lebih lambat daripada yang lain, para pejabat AS "gagal menggunakan pengalaman negara lain" dan hasilnya berkali-kali lebih fatal, tambahnya.

Terlepas dari semua kejahatan mereka, Amerika masih berpura-pura mendukung hak asasi manusia, tambah pemimpin itu, sambil mencatat "seolah-olah pria kulit hitam itu bukan manusia".

Bangsa Amerika merasa malu dengan pemerintahnya dan mereka memiliki hak untuk merasa demikian.(IT/TGM)
Comment