0
Thursday 25 June 2020 - 13:09

Virus Korona di Benua Amerika Belum Capai Puncak

Story Code : 870741
Virus Korona di Benua Amerika Belum Capai Puncak

 
WHO mengatakan, panjang dan tinggi puncak akan ditentukan oleh tindakan pemerintah. Namun meskipun angka menunjukkan peningkatan, lockdown sepertinya tidak akan diterapkan.
 
Badan kesehatan PBB itu juga memperingatkan bahwa pada tingkat kasus baru saat ini, kekurangan konsentrator -,alat yang memurnikan oksigen,- untuk membantu pasien yang sakit kritis menjulang.

"Pada bulan pertama wabah ini, kurang dari 10.000 kasus dilaporkan ke WHO. Pada bulan lalu, hampir empat juta kasus telah dilaporkan," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam konferensi pers virtual, seperti dikutip Channel News Asia, Kamis 25 Juni 2020.
 
"Kami memperkirakan dapat mencapai total 10 juta kasus dalam minggu depan. Ini adalah pengingat bahwa meskipun kita melanjutkan penelitian vaksin dan terapi, kita memiliki tanggung jawab mendesak untuk melakukan segala yang kita bisa dengan alat yang kita miliki sekarang untuk menekan penularan dan menyelamatkan hidup,” jelasnya
 
Virus korona telah menewaskan sedikitnya 481.078 orang dan menginfeksi hampir 9.394.558 juta orang sejak muncul di Tiongkok, Desember lalu.
Amerika Latin makin parah

Direktur Kedaruratan WHO Michael Ryan memperingatkan bahwa virus itu masih mengamuk di Amerika dan meningkatkan prospek tindakan penguncian nasional yang baru, dengan tidak adanya kewaspadaan yang lebih.
 
“Angka penularan sangat kuat di Amerika Tengah dan Selatan," kata Ryan.
 
"Kami telah melihat kelanjutan tren yang stabil dan mengkhawatirkan, dengan banyak negara mengalami kenaikan antara 25 dan 50 persen dalam kasus selama seminggu terakhir,” imbuh Ryan.
 
"Sayangnya, pandemi bagi banyak negara di Amerika belum memuncak. kemungkinan akan menghasilkan jumlah kasus yang berkelanjutan dan kematian terus dalam beberapa minggu mendatang,” tutur Ryan.
 
Ahli epidemiologi Irlandia itu mengatakan bahwa tanpa mengisolasi dan mengkarantina kontak, spektrum pelaksanaan lockdown tidak dapat dikecualikan.
 
“Pada akhirnya satu-satunya cara untuk menghindari hal itu sekarang, adalah investasi yang sangat, sangat, sangat agresif dalam kapasitas kami untuk mendeteksi kasus,” tegasnya.
 
Setelah Amerika Serikat, Brasil adalah negara yang paling terpukul, dengan lebih dari 53.830 kematian dari lebih dari 1.188.631 kasus. Presiden Jair Bolsonaro dikritik keras karena membandingkan virus itu dengan ‘flu kecil’. [IT/Onh/Medcom]


 
Comment