0
Saturday 8 August 2020 - 13:21

Awal Sebut Sirine sebagai Alarm Palsu, Israel lalu Klaim telah Menjatuhkan Drone

Story Code : 879007
Pasukan Israel di perbatasan Libanon (PressTV).
Pasukan Israel di perbatasan Libanon (PressTV).
Militer awalnya mengatakan sirene dibunyikan lepas munculnya laporan yang mengatakan sebuah drone telah menyeberang ke Israel; laporan yang kemudian terbukti palsu.

Sirine itu terdengar di beberapa wilayah; Avivim, Meron, Dovev, Hurfeish, Sassa, Netua, Fasuta dan Peki'in, Tzivon, Tzuriel dan Alkush.

Tak lama, militer Israel mengklaim telah menembak jatuh drone yang datang dari Libanon pada Kamis malam hingga Jumat.

Konon militer Israel "mengidentifikasi sebuah drone yang menyusup ke wilayah udara Israel di daerah Gunung Hermon" di sepanjang perbatasan Libanon. Dan kini pasukan tengah melakukan pencarian di sana. Tapi sejauh ini tidak ada indikasi mereka telah menemukan jejak drone yang jatuh.

Insiden ini mirip dengan apa yang terjadi pekan lalu, ketika Israel mengklaim telah menggagalkan infiltrasi Hizbullah, yang kemudian ditolak mentah-mentah Hizbullah.

Kelompok perlawanan Hizbullah mengatakan klaim itu "ditujukan untuk mengarang kemenangan palsu dan fiktif" demi menggerek moral pasukan Israel.

Israel telah memindahkan unit militer khusus ke perbatasan utara untuk memperkuat pos terdepan mereka yang semakin tegang di sepanjang perbatasan Libanon dan Suriah.

Pengerahan itu bermaksud mengantisipasi pembalasan Hizbullah setelah serangan udara Israel menewaskan salah satu pejuang Hizbullah, Ali Kamel Mohsen, di tepi Damaskus pada 20 Juli.

Hizbullah berjanji akan membalas pembunuhan tersebut tanpa memastikan tanggal serangan; menyulut ketakutan yang terus meningkat dan reaksi palsu di antara pasukan Israel.

Salah satunya, pasukan Israel menyerang desa Habaria di Lebanon pada hari Senin demi menghentikan "dugaan serangan Hizbullah". Tapi gerakan perlawanan Libanon dengan tegas mengatakan penembakan itu hanya berasal dari satu sumber dan menyebutnya sebagai hasil ketegangan plus kebingungan di antara pasukan Israel.

"Hizbullah menegaskan tidak ada bentrokan atau penembakan di pihaknya dalam peristiwa hari itu sampai sekarang. Sebaliknya, itu hanya satu pihak, merupakan musuh yang ketakutan, cemas dan tegang," kata pernyataan Hizbullah.

Semua klaim media musuh tentang penggagalan operasi infiltrasi dari wilayah Libanon ke Palestina yang diduduki hanyalah upaya untuk menciptakan kemenangan palsu, tambah pernyataan.

Sebuah situs berita terkemuka AS minggu ini mengatakan perkembangan terbaru telah "menjelaskan situasi mustahil Israel" di sepanjang perbatasan Libanon.

Menurut Business Insider, Hizbullah memasang  pencegahan tingkat tinggi di Libanon selatan di mana "150.000 roket dan rudal" telah diarahkan ke Israel.
Hizbullah dapat menembakkan lusinan bahkan ratusan roket ke Israel di seluruh sepertiga utara wilayah pendudukan "hampir tanpa hambatan".

Seorang pejabat senior Israel yang tak disebut namanya mengatakan Hizbullah telah meletakkan jebakan sangat berbahaya bagi Israel di utara dan tidak tahu apakah akan ada solusi militer yang layak diterima untuk krisis ini.[IT/PrT/AR]


 
Comment