0
Wednesday 26 August 2020 - 13:26
Iran vs Hegemoni Global:

'Bagian dari Kampanye Pemilu': Israel Menggunakan Ketakutan Iran untuk 'Mengalihkan Perhatian' di Washington

Story Code : 882494
US President Donald Trump (L) and Israeli Prime Minister Benjamin Netanyahu.jpg
US President Donald Trump (L) and Israeli Prime Minister Benjamin Netanyahu.jpg
Miko Peled, penulis “The General's Son: The Journey of an Israel in Palestine,” dan “Injustice: The Story of the Holy Land Foundation Five,” menegaskan kepada pembawa acara Loud & Clear Brian Becker dan John Kiriakou bahwa Iran hanyalah dibesarkan oleh Washington ketika Perdana Menteri Zionis Israel Benjamin Netanyahu "membutuhkan semacam tabir asap" atau ketika dia perlu "mengalihkan perhatian".

“Saya rasa ini bukan kebetulan. Saya pikir semua ini terkait," katanya, berbicara tentang kesepakatan damai Zionis Israel dengan Uni Emirat Arab (UEA).

Peled mengklaim bahwa itu akan tampak seolah-olah Menteri Luar Negeri Mike Pompeo melakukan pekerjaan Netanyahu ketika dia memberikan pemberitahuan baru-baru ini kepada Dewan Keamanan PBB, berdasarkan Resolusi 2231 yang mendukung kesepakatan nuklir Rencana Komprehensif Aksi Bersama (JCPOA), bahwa AS ingin memberikan sanksi pada Iran atas dugaan pelanggaran perjanjian tersebut.

Laporan baru dari portal berita Axios menunjukkan UEA pada hari Jumat menarik diri dari pertemuan trilateral yang direncanakan antara Washington, Abu Dhabi dan Yerusalem karena Netanyahu mengkritik laporan kemungkinan kesepakatan F-35 AS-UEA.

Menyusul pertemuan Senin (24/8) dengan Netanyahu, Pompeo menyatakan bahwa AS akan terbuka untuk menjual senjata ke UEA, tetapi juga harus menghormati komitmennya untuk memberi Israel "keunggulan" atas tetangganya.

"Amerika Serikat memiliki persyaratan hukum sehubungan dengan keunggulan militer kualitatif. Kami akan terus menghormati itu," katanya kepada wartawan, Senin.

"Saya pikir ini semua adalah bagian dari kampanye pemilihan, baik di pihak Netanyahu maupun di pihak Trump," kata Peled kepada Becker dan Kiriakou pada hari Selasa (25/8).

Dia mengatakan bahwa Netanyahu dan Trump menggunakan Iran sebagai "kambing hitam" dan mendapatkan keuntungan politik dengan menjebak Tehran sebagai "orang jahat".

Mengenai UEA, Peled menjelaskan bahwa interpretasi Emirat atas perjanjian UEA-Israel memungkinkan kedua peserta untuk membeli senjata dari AS, selama Israel mempertahankan "keunggulannya".

Meskipun UEA menarik diri dari pertemuan trilateral tersebut, Peled tidak percaya implementasi aktual dari perjanjian Zionis Israel-UEA di masa depan telah terhalang.[IT/r]
 
Comment