0
Friday 28 August 2020 - 21:17
Gejolak Mesir:

Mesir: Pemimpin Ikhwanul Muslimin Ditangkap setelah Tujuh Tahun Bersembunyi

Story Code : 882964
Mahmoud Ezzat, the acting chairman of the Muslim Brotherhood, Egypt
Mahmoud Ezzat, the acting chairman of the Muslim Brotherhood, Egypt's largest opposition group.jpg
Menurut pernyataan kementerian yang dikutip oleh sejumlah media lokal, Mahmoud Ezzat ditangkap dari sebuah flat perumahan di lingkungan New Cairo di timur ibu kota "setelah memantau pergerakannya sebentar".

Selama pencarian mereka di flat tersebut, pasukan keamanan menemukan "sejumlah komputer, ponsel dengan program terenkripsi untuk mengamankan komunikasi dan manajemen para pemimpin dan anggota organisasi di dalam dan di luar negeri," bunyi pernyataan itu.

Ezzat adalah salah satu dari beberapa pemimpin Ikhwan Muslimin dan pengunjuk rasa anti-pemerintah yang telah dijatuhi hukuman mati sejak 2013.

Dia menghadapi beberapa hukuman mati yang dikeluarkan secara in absentia, serta hukuman penjara seumur hidup atas berbagai tuduhan termasuk spionase dan kepemimpinan dalam kelompok yang melanggar hukum. Menurut hukum Mesir, mereka yang divonis in absentia akan diadili ulang setelah ditangkap.

Masih belum jelas siapa yang akan bertindak sebagai penjabat pemimpin Persaudaraan setelah Ezzat, dan kelompok tersebut belum mengomentari penangkapan tersebut.

Ezzat, 76, telah menjabat sebagai penjabat pemandu umum (ketua) Ikhwanul Muslimin sejak penangkapan pemimpin paling senior kelompok itu, Mohamed Badie, setelah kudeta militer tahun 2013 yang dipimpin oleh Menteri Pertahanan Abdel Fattah el-Sisi.

Sisi, yang sekarang menjadi presiden negara itu, menggulingkan pendahulunya yang terpilih secara demokratis, anggota Ikhwanul Muslimin Mohamed Morsi, pada Juli 2013. Sejak itu, mantan jenderal angkatan darat itu telah memimpin tindakan keras mematikan terhadap para pemimpin dan pendukung Ikhwanul Muslimin, serta kelompok oposisi sekuler yang mengkritik aturannya.

Human Rights Watch memperkirakan lebih dari 60.000 tahanan politik mendekam di penjara sejak Sisi menjadi presiden pada 2014, sementara banyak lainnya tinggal di pengasingan karena takut akan pembalasan di dalam negeri.[IT/r]
 
Comment