0
Friday 25 September 2020 - 02:15

Iran: Arab Saudi  Frustrasi Dengan Kekalahan Di Yaman

Story Code : 888235
Iran: Arab Saudi  Frustrasi Dengan Kekalahan Di Yaman

Teheran telah menepis tuduhan raja Saudi baru-baru ini terhadap Iran sebagai permainan menyalahkan belaka yang dirancang untuk menutupi kejahatan perang Riyadh, mengatakan kekalahan politik dan militer berturut-turut di Yaman telah menjerumuskan kerajaan ke dalam "keadaan delirium."

Raja Salman bin Abdulaziz menggunakan pernyataannya kepada Sidang Umum PBB ke-75 (UNGA) untuk menyampaikan serangan terik terhadap Iran, menyalahkan Republik Islam atas sebagian besar ketidakstabilan Timur Tengah.

Video pidato yang dirilis pada hari Rabu menunjukkan raja tua itu duduk di kantornya saat dia berjuang untuk membaca teks dari kertas, yang dia pegang dengan kedua tangan, tanpa melihat ke kamera.

Pria berusia 84 tahun itu mengulangi sejumlah tuduhan tak berdasar terhadap Iran, mulai dari "mensponsori terorisme" hingga pembuatan senjata pemusnah massal.

Raja menuduh Iran memberikan dukungan kepada gerakan Houthi Ansarullah Yaman, yang telah membela negara Arab tersebut dari kampanye agresi kerajaan 2015-sekarang. Dia sekali lagi menyalahkan Iran atas serangan Yaman pada 2019 terhadap instalasi minyak Aramco Arab Saudi.

Penguasa Saudi juga membidik kesepakatan nuklir Iran 2015, mengklaim Teheran mengeksploitasi perjanjian tersebut untuk "mengintensifkan kegiatan ekspansionisnya." Dia juga mengklaim "tangan kerajaan diulurkan ke Iran dengan damai dengan sikap positif dan terbuka selama beberapa dekade terakhir, tetapi tidak disambut dengan baik dan tidak berhasil."

Dengan tegas menolak klaim raja, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran Saeed Khatibzadeh menyoroti kekejaman rezim Saudi dan pembantaian sipil di Yaman, yang tidak disebutkan Raja Salman selama pidatonya.

Saudi terlibat dalam permainan menyalahkan semacam itu untuk "melarikan diri dari tanggung jawab atas kejahatan perang mereka sendiri terhadap wanita dan anak-anak Yaman," katanya. Kekalahan militer dan politik yang terus menerus di Yaman telah mengirim Arab Saudi ke dalam keadaan delirium.(IT/TGM)
Comment