0
Tuesday 29 September 2020 - 22:07

Di Yaman, Kelompok Jurnalis Kumpulkan Bukti 'Kejahatan Perang' Koalisi Pimpinan Saudi

Story Code : 889169
Bukti serangan pasukan koalisi pimpinan Saudi di Yaman (PressTV).
Bukti serangan pasukan koalisi pimpinan Saudi di Yaman (PressTV).
Tim Sky News mengidentifikasi diri sebagai jurnalis pertama yang secara independen menyelidiki serangan itu dan "menemukan bukti potensi kejahatan perang baru-baru ini di Yaman utara oleh koalisi pimpinan Saudi, yang didukung oleh AS dan Inggris, lapor Press TV kemarin mengutip laporan Sky News.

Sebuah jet mencapai desa terpencil Washah sebelum menghantam rumah di mana hanya wanita dan anak-anak yang hadir pada saat itu, tanpa "menyentuh" ​​bangunan terdekat lainnya.

“Tidak ada rumah lain di daerah itu yang tersentuh,” kata jaringan tersebut mengutip seorang kerabat yang mengatakan. Sebanyak sembilan warga sipil tewas dalam serangan itu, enam di antaranya anak-anak.

Perang telah menewaskan puluhan ribu orang Yaman dan membuat negara itu menjadi tempat krisis kemanusiaan terburuk di dunia dalam upaya yang gagal untuk memulihkan kekuasaan ke bekas pejabat sekutu Saudi di Yaman.

Amunisi yang digunakan dalam pemboman desa tersebut diidentifikasi sebagai bom GBU-12 Paveway II seberat 500 pon (230 kilogram) buatan AS.

Sekitar September tahun lalu, badan hak asasi yang berbasis di Inggris Amnesty International juga mengungkapkan bahwa jenis amunisi yang sama, produksi perusahaan AS Raytheon, telah digunakan dalam serangan udara di provinsi barat daya Yaman, Ta'izz, menewaskan enam orang, termasuk tiga anak.

Bom yang digunakan untuk serangan presisi telah secara teratur dijatuhkan di negara termiskin di dunia Arab itu selama perang yang dipimpin Saudi. Sementara koalisi penyerang mengklaim bahwa mereka menolak untuk dengan sengaja menargetkan warga sipil.

Menyusul serangan di desa tersebut, jet itu masih berputar-putar selama sekitar 15 menit di atas lokasi, menunjuk pada praktik umum pesawat tempur koalisi yang tampaknya bertujuan menakut-nakuti pekerja bantuan dan orang lain yang mencoba membantu menjauh dari tempat-tempat yang baru saja diserang.

Selain Amerika Serikat, Inggris dan Prancis termasuk di antara pendukung terbesar perang, juga memberikan senjata serta dukungan logistik dan politik kepada koalisi penyerang.

Amnesti juga menemukan trio Barat itu terlibat dalam kejahatan perang yang telah dilakukan oleh koalisi terhadap rakyat Yaman.[IT/AR]
Comment