0
Monday 19 October 2020 - 12:56
Prancis dan Islamopobia:

Laporan: Macron Memberitahu Dewan Pertahanan 'Islamis Tidak Akan Tidur Dengan Damai'

Story Code : 892829
Roses for Samuel Paty.jpg
Roses for Samuel Paty.jpg
Presiden Prancis Emmanuel Macron telah mengadakan pertemuan dewan pertahanan menyusul serangan mematikan terhadap seorang guru sejarah di pinggiran kota Paris, BFMTV melaporkan.

Menurut BFMTV, mulai Senin (19/10), pemeriksaan akan dilakukan terhadap penulis 80 postingan di media sosial yang menyatakan dukungan untuk penyerang.

Pada hari Minggu, ribuan orang berdemonstrasi di seluruh Prancis sebagai solidaritas dengan guru sejarah Prancis yang dipenggal di luar sekolah dekat Paris. Pada hari Sabtu, ratusan orang meletakkan mawar putih di sekolah.

Pada Jumat malam, seorang guru sejarah, yang kemudian diidentifikasi sebagai Samuel Paty, 47, diserang dan dipenggal oleh seorang pengungsi berusia 18 tahun asal Chechnya. Serangan itu terjadi setelah Paty menunjukkan karikatur nabi Islam Muhammad kepada murid-muridnya di sebuah sekolah di Conflans-Sainte-Honorine, barat laut Paris.

Pembunuhnya, yang diidentifikasi sebagai Abdullakh Anzorov, ditembak mati oleh polisi Prancis tak lama setelah serangan itu.

Menurut laporan media Prancis, 11 orang, termasuk empat anggota keluarga penyerang, telah ditahan sebagai bagian dari penyelidikan yang sedang berlangsung.

Juru bicara Kedutaan Besar Rusia di Prancis, Sergey Parinov, mengatakan kepada Sputnik pada hari Sabtu bahwa tersangka telah tinggal di Prancis bersama keluarganya secara hukum sejak tahun 2008. Penyerang sendiri menerima izin tinggal setelah mencapai usia 18 tahun, menurut Parinov .

Menurut jaksa anti-terorisme Prancis Jean-Francois Ricard, tersangka lahir di Moskow pada 2002, berasal dari Chechnya, dan telah menerima status pengungsi di Prancis.

Pemimpin Chechnya Ramzan Kadyrov mengutuk serangan terhadap guru sejarah Prancis itu, mendesak penyelidik Prancis pada hari Sabtu untuk tidak mencari "jejak Chechnya" dalam serangan itu, dan menekankan bahwa penyerang telah menghabiskan sebagian besar hidupnya dan kemungkinan besar radikal di Prancis.[IT/r]
 
 
Comment