0
Tuesday 20 October 2020 - 09:40

Lepas Pemenggalan Guru Sekolah, Polisi Perancis Lakukan Penggerebekan

Story Code : 893021
Karya seni yang menggambarkan anggota majalah satir Charlie Hebdo (AFP).
Karya seni yang menggambarkan anggota majalah satir Charlie Hebdo (AFP).
Reuters kemarin melaporkan, guru sejarah Samuel Paty, 47, dibunuh pada hari Jumat di siang bolong di luar sekolahnya di pinggiran kota kelas menengah Paris oleh seorang anak berusia 18 tahun asal Chechnya. Polisi menembak mati penyerang.

Disebutkan bahwa pembunuh remaja itu berusaha membalas penggunaan karikatur Nabi Muhammad oleh korbannya di kelas kebebasan berekspresi untuk anak berusia 13 tahun. Muslim percaya bahwa penggambaran Nabi adalah penghujatan.

Tokoh masyarakat menyebut pembunuhan itu sebagai serangan terhadap Republik dan nilai-nilai Prancis.

Menteri Dalam Negeri Gerald Darmanin mengatakan ada sekitar 80 penyelidikan yang dilakukan terhadap kebencian online dan dia sedang mempertimbangkan apakah akan membubarkan sekitar 50 asosiasi dalam komunitas Muslim.

"Operasi polisi telah terjadi dan lebih banyak lagi akan menyusul, menyangkut puluhan orang," kata menteri itu kepada Europe 1.

Sebuah sumber polisi pada Minggu mengatakan Prancis sedang bersiap untuk mendeportasi 213 orang asing yang berada dalam daftar pantauan pemerintah dan dicurigai memegang keyakinan agama yang ekstrim, di antaranya sekitar 150 orang menjalani hukuman penjara.

Deportasi sudah dikerjakan sebelum serangan hari Jumat, kata sumber keamanan.

Polisi menahan 10 orang sehubungan dengan serangan tersebut dalam 24 jam setelah pembunuhan Paty. Di antara mereka, kata jaksa, adalah ayah dari seorang murid di sekolah Paty dan satu orang lagi di radar dinas intelijen, yang menurut mereka telah menggunakan media sosial untuk berkampanye melawan guru tersebut.

Sumber pengadilan mengatakan kepada Reuters bahwa pria yang dikenal oleh badan intelijen itu adalah Abdelhakim Sefriuoi kelahiran Maroko. Sefriuoi selama bertahun-tahun menggunakan media sosial untuk melawan apa yang disebutnya "Islamafobia" dan untuk menekan pemerintah atas perlakuannya terhadap Muslim.

Pada tahun 2011, ia menentang sebuah sekolah menengah di Saint-Ouen, sebuah kota kelas pekerja dengan komunitas Muslim yang besar di dekat Paris, karena sekolah itu ingin melarang pakaian yang digunakan oleh gadis Muslim untuk menghindari larangan kerudung.

Sefriuoi telah tercantum dalam daftar pantauan badan intelijen Prancis selama lebih dari 15 tahun, sumber keamanan mengatakan.[IT/AR]

 
Comment