0
Sunday 1 November 2020 - 13:40
Iran vs Terorisme:

Iran Telah Menangkap Pemimpin Teroris di balik Serangan Ahvaz 2018

Story Code : 895311
Iranian serviceman trying to protect a baby girl in the attack by a Saudi-backed terrorist group in the southwestern Iranian city of Ahvaz.jpg
Iranian serviceman trying to protect a baby girl in the attack by a Saudi-backed terrorist group in the southwestern Iranian city of Ahvaz.jpg
Seorang juru bicara kelompok teroris mengklaim Habib Chaab, juga dikenal sebagai Habib Eseywed, mantan pemimpin dan wakil presiden kelompok Al-Ahwaziya saat ini, telah ditahan di Turki dan diserahkan kepada pasukan intelijen Iran pada Jumat (30/10) malam.

Menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh kelompok teroris itu, negara pesisir Teluk Persia telah berkontribusi pada penangkapan Chaab.

Pernyataan tersebut, yang dikutip oleh kantor berita Saudi Al Arabiya, mengklaim pasukan keamanan Iran telah "memikat" Chaab untuk mengunjungi Turki.

Kelompok teroris tersebut mengaku bertanggung jawab atas serangan teroris September 2018 di parade militer di Ahvaz, barat daya Iran, yang menewaskan 25 orang dan melukai 60 lainnya.

Tak lama setelah serangan itu, saluran televisi "Iran International" yang berbasis di London yang didanai oleh Arab Saudi mengizinkan juru bicara al-Ahwaziya untuk siaran langsung untuk membela aksi teroris.

Tidak ada pejabat Iran atau Turki yang mengkonfirmasi laporan penangkapan Chaab, tetapi dalam beberapa tahun terakhir, pasukan keamanan Iran telah berhasil menahan sejumlah elemen kontrarevolusioner dan teroris di negara-negara tetangga dan membawanya ke Iran.

Pada Agustus, Kementerian Intelijen Iran mengumumkan telah menangkap Jamshid Sharmahd, pemimpin kelompok teroris anti-Iran yang berbasis di Amerika Serikat.

Sharmahd mengarahkan "operasi bersenjata dan tindakan sabotase" di Iran dari AS, menurut Kementerian Intelijen.

Setelah operasi yang rumit, pemimpin kelompok itu, bernama Tondar (Guntur), ditangkap dan dia "sekarang berada di tangan yang kuat" pasukan keamanan Iran, katanya pada saat itu.

Sebelumnya pada Oktober 2019, Organisasi Intelijen Iran's Islamic Revolution Guards Corp (IRGC) telah berhasil menangkap Rouhollah Zam, administrator situs web kontrarevolusioner Amad News, di negara tetangga.

Operasi intelijen yang sangat teliti ini melibatkan pengalihan badan intelijen negara-negara Barat tertentu, terutama Prancis, yang menawarkan bimbingan dan perlindungan Zam untuk operasinya.

“Pasukan intelijen telah mengawasi gerakan Rouhollah Zam sejak lama dan dia masuk ke dalam perangkap intelijen yang dipasang oleh IRGC sekitar dua tahun lalu. Akhirnya, kami bisa menangkapnya melalui kerja sama dengan badan intelijen lain,” kata Brigjen Kedua Mohammad Tavallaei, seorang pejabat tinggi IRGC, pada saat itu.

Pada bulan Juni tahun ini, Pengadilan Iran menghukum mati Zam setelah dia dihukum karena melakukan kerusakan dimuka bumi.[IT/r]
 
Comment