Islam Times - Posisi Geopolitik Iran Di Dunia Unik Dan Tak Tergantikan

IslamTimes- Menekankan bahwa AS bukan lagi satu-satunya negara adidaya di dunia, dia berkata, "Penurunan kekuatan ekonomi, politik, dan budaya Amerika pada tingkat skala internal dan global sudah pasti."

Kepala Asosiasi Geopolitik Iran menyebut Iran sebagai titik penghubung strategis antara Asia dan Eropa, dengan mengatakan negara itu memiliki posisi geopolitik yang tak tergantikan dan unik di dunia.

Berbicara dalam Konferensi Internasional Uni Ekonomi Eurasia (EAEU) pada hari Selasa di Bandar Anzali, Yahya Rahim Safavi mencatat, "Saat ini, struktur kekuasaan di dunia perlahan-lahan bergerak menuju tatanan baru."

Menekankan bahwa AS bukan lagi satu-satunya negara adidaya di dunia, dia berkata, "Penurunan kekuatan ekonomi, politik, dan budaya Amerika pada tingkat skala internal dan global sudah pasti."

Merujuk pada kegagalan hegemoni AS, berkurangnya efektivitas sanksi dan alat ekonomi, politik lainnya untuk memberikan tekanan maksimum pada negara-negara Eurasia yang merdeka seperti Iran, Rusia ia berkata, “Hari ini kita menyaksikan munculnya ekonomi baru, politik, budaya dan kekuatan keamanan dalam skala regional di Oseania dan Asia. ”

Saat ini, kawasan Eurasia telah mendapat peran yang berpengaruh dalam perekonomian global karena adanya Laut Jepang, Laut Kaspia serta Teluk Persia dalam hal memiliki sumber bahan bakar fosil dunia.

Di tempat lain, Safvai memuji posisi geopolitik Iran yang tak tergantikan dan unik di dunia yang dapat menghubungkan China, Kazakhstan, Asia Tengah, dan Timur Tengah ke Mediterania dan Eropa, menambahkan, “Transportasi barang Iran ke Rusia dan Eropa adalah poros ekonomi lain yang dapat dipertimbangkan dalam konteks hubungan Iran dengan EAEU. "Kepala Asosiasi Geopolitik Iran menyebut Iran sebagai titik penghubung strategis antara Asia dan Eropa, dengan mengatakan negara itu memiliki posisi geopolitik yang tak tergantikan dan unik di dunia.

Berbicara dalam Konferensi Internasional Uni Ekonomi Eurasia (EAEU) pada hari Selasa di Bandar Anzali, Yahya Rahim Safavi mencatat, "Saat ini, struktur kekuasaan di dunia perlahan-lahan bergerak menuju tatanan baru."(IT/TGM)