Islam Times - Iran Menyerukan Dunia Agar Mengutuk Pembunuhan Fakhrizadeh

IslamTimes- Pelapor Khusus PBB, kepala kerjasama dan duta besar dari 38 negara mengambil bagian dalam Seminar Internasional tentang Tindakan Paksaan yang Melanggar Hukum AS.

Utusan Iran untuk organisasi internasional yang berbasis di Wina, Kazem Gharibabadi, meminta semua negara dan afiliasi internasional dan berbabgai organisasi untuk mengutuk keras pembunuhan ilmuwan top Iran Mohsen Fakhrizadeh.

Pernyataan itu disampaikannya pada 'Seminar Internasional tentang Tindakan Koersif Sepihak dan dampaknya di bawah bayang-bayang COVID19' yang diadakan melalui konferensi video dan disponsori bersama oleh misi diplomatik Iran, Kuba, dan Venezuela di Wina.

Pelapor Khusus PBB, kepala kerjasama dan duta besar dari 38 negara mengambil bagian dalam Seminar Internasional tentang Tindakan Paksaan yang Melanggar Hukum AS.

Dalam seminar ini, Gharibabadi berkata, "Sementara Iran berada di bawah sanksi tidak manusiawi AS, seorang ilmuwan Iran terkemuka bernama Dr. Mohsen Fakhrizadeh dibunuh, yang sangat bertentangan dengan hukum internasional, prinsip-prinsip Piagam PBB, dan hak asasi manusia yang fundamental."

“Martir Fakhrizadeh, sebagai fisikawan dan profesor universitas, telah melakukan berbagai kegiatan ilmiah di berbagai bidang. Salah satu jasanya yang terakhir adalah perannya yang menonjol dalam produksi alat uji korona asli pertama di Iran, yang memiliki peran kunci dalam Upaya anti-virus korona Iran. "

"Kami mengutuk keras tindakan teroris ini dan menyerukan kepada semua negara terkait dan organisasi internasional untuk mengutuk keras dan jelas tindakan teroris ini," dia menggarisbawahi.

"Iran telah menggunakan semua kekuatannya untuk mencegah dan mengendalikan penyebaran virus yang sangat menular ini, tetapi langkah-langkah sepihak dan koersif AS telah sangat membatasi kemampuan kami untuk membiayai impor barang-barang kemanusiaan dalam hal ini," kata Ghariabadi menangani pandemi virus korona di Iran.

"Tidak ada negara yang dapat mengatasi tantangan seperti itu dan satu-satunya alat yang tersedia untuk tujuan ini adalah kerja sama dan solidaritas antar negara," tambahnya.(IT/TGM)