0
Thursday 24 December 2020 - 11:54
Krisis HAM di Saudi Arabia:

Penindasan Saudi: Penangkapan Lebih Menindas Menargetkan Qatif dan Ahsaa

Story Code : 905838
Saudi Arabia
Saudi Arabia's Shia Muslim clerics.jpg
Otoritas Saudi baru-baru ini menangkap Syekh Hussein al-Nimr, yang merupakan anak dari Syekh Nimr Baqr al-Nimr yang dieksekusi mati, di Provinsi Timur yang kaya minyak dan berpenduduk Syiah.
 
 
Pejabat Saudi mengaku memenjarakan ulama Syiah dua hari setelah penculikannya, mencatat bahwa penangkapannya menambah jumlah ulama dari wilayah Qatif dan al-Ahsaa menjadi 16 yang ditahan di penjara saat ini.
 
 
Para tahanan tersebut adalah Sayyid Hashim al-Shaks, Hussein al-Radhi, Mohammad al-Habib, Sayyid Ja'far al-Alawi, Mohammad al-Ebad, Abdullatif al-Nasser, Badr Al Thalib, Mohammad Zainuddin, Habib al-Khabbaz, Hassan Al Zayed, Samir al-Hilal, Abdul-Jalil Al-Athiyan, Abbas al-Mazani, Sayyid Khidr al-Awami dan Abbas al-Said sebagai ulama Syiah Saudi lainnya yang pemenjaraannya telah dikonfirmasi oleh rezim Riyadh.
 
 
Arab Saudi telah meningkatkan penangkapan bermotif politik, penuntutan dan penghukuman penulis pembangkang damai dan aktivis hak asasi manusia, khususnya di Provinsi Timur.
 
 
Provinsi ini telah menjadi tempat demonstrasi damai sejak Februari 2011. Para pengunjuk rasa menuntut reformasi, kebebasan berekspresi, pembebasan tahanan politik, dan diakhirinya diskriminasi ekonomi dan agama di wilayah kaya minyak itu.
 
 
Protes tersebut ditanggapi dengan tindakan keras, dengan pasukan rezim meningkatkan tindakan keamanan di seluruh provinsi. Selama beberapa tahun terakhir, Riyadh telah mendefinisikan ulang undang-undang anti-terorisme untuk menargetkan aktivis.
 
Pada Januari 2016, otoritas Saudi memenggal kepala ulama Syiah Sheikh Nimr Baqir al-Nimr, yang merupakan kritikus blak-blakan rezim Riyadh. Ayatollah Nimr telah ditangkap di Qatif, Provinsi Timur, pada 2012.[IT/r]
 
 
Comment