0
Wednesday 6 January 2021 - 03:11

Rusia: Pengayaan 20% Uranium Iran Bukan Merupakan Pelanggaran NPT

Story Code : 908373
Rusia: Pengayaan 20% Uranium Iran Bukan Merupakan Pelanggaran NPT

Kementerian Luar Negeri Rusia menunjukkan reaksi terhadap pengayaan uranium Iran hingga 20 persen, yang menyatakan bahwa pengayaan uranium 20% oleh Iran bukanlah pelanggaran Perjanjian Non-Proliferasi (NPT).

Kementerian luar negeri Rusia kembali menegaskan bahwa langkah Iran untuk meningkatkan pengayaan uraniumnya menjadi 20 persen tidak dianggap sebagai pelanggaran NPT.

Langkah Teheran untuk memperkaya bahan bakar uranium hingga 20% adalah penyimpangan dari ketentuan Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA) tetapi pelanggaran kewajiban ini tidak dipertimbangkan di bawah Perjanjian Non-proliferasi (NPT), Sputnik melaporkan.

Pada saat yang sama, tindakan ini tidak dapat dianggap sebagai pelanggaran terhadap Perjanjian Non-Proliferasi Senjata Nuklir, karena Iran menjaga transparansi dalam segala hal yang berkaitan dengan program nuklirnya dan mengizinkan pengawas dari Badan Energi Atom Internasional (IAEA) untuk memantau penerapan damai dari bahan bakar yang diperkaya 20%, tambah kementerian.

"Semua uranium yang diperkaya hingga 20% tetap di bawah kendali IAEA. Badan tersebut tidak mendaftarkan aplikasinya dalam kegiatan yang tidak diumumkan, yang akan melanggar NPT," kata pernyataan Kementerian Luar Negeri Rusia.

Kementerian Luar Negeri Rusia mengindikasikan adanya "pemahaman yang jelas" bahwa pelanggaran terhadap kewajiban internasional oleh AS menjadi pemicu penyimpangan Iran dari JCPOA, merujuk pada penerapan sanksi ekonomi Washington terhadap Iran pada 2018. Moskow telah mengutuk tindakan AS tersebut sebagai pelanggaran langsung terhadap resolusi Dewan Keamanan PBB yang memperkuat kesepakatan nuklir Iran.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, mencatat bahwa untuk membalikkan kerusakan yang terjadi pada JCPOA, AS harus menghentikan jalurnya untuk merusak kesepakatan internasional. Teheran, pada gilirannya, juga harus membuat langkah timbal balik yang signifikan begitu Washington mulai kembali ke kesepakatan nuklir, juru bicara itu menambahkan.(IT/TGM)
Comment