Islam Times - Pelosi Ancam DPR Bisa Memakzulkan Trump jika Dia Tidak Mengundurkan Diri 'Segera'

Pelosi Ancam DPR Bisa Memakzulkan Trump jika Dia Tidak Mengundurkan Diri 'Segera'

IslamTimes - Juru bicara DPR AS, Nancy Pelosi dari California mengancam pada hari Jumat (8/1) bahwa DPR dapat bergerak untuk mendakwa Presiden Trump atas perannya dalam menghasut serangan massa yang kejam di Capitol jika dia tidak mengundurkan diri "segera," memohon kepada Partai Republik untuk bergabung untuk memaksanya turun dari jabatannya. .

Setelah kontak telepun 3,5 jam dengan sesama Demokrat, Pelosi mengatakan dia telah menginstruksikan Komite Aturan agar bersiap untuk bergerak maju dengan mosi impeachment atau undang-undang yang disponsori oleh Perwakilan Jamie Raskin, Demokrat dari Maryland, untuk membentuk badan di bawah Amandemen ke-25. yang dapat menyatakan presiden "tidak dapat menjalankan kekuasaan dan tugas kantornya."

“Semua anggota berharap presiden segera mengundurkan diri,” kata Pelosi dalam sebuah pernyataan.

“Tapi jika dia tidak melakukannya, saya telah menginstruksikan Komite Aturan untuk bersiap.”

Pengumuman itu muncul setelah kontak telepun Pelosi disebut "sedih, mengharukan dan patriotik" di mana para anggotanya menceritakan teror serangan massa yang kejam di Capitol dari para pendukung Trump.

"Pemberontakan dengan kekerasan adalah serangan terhadap kaukus, Kongres, negara dan Konstitusi yang dihasut dan difasilitasi oleh Donald Trump," kata Perwakilan Hakeem Jeffries, Demokrat dari New York dan ketua kaukus, dalam panggilan tersebut.

Dia harus dimintai pertanggungjawaban atas tindakannya.

Dalam surat kepada DPR Demokrat pada hari Jumat (8/1), Pelosi meminta pengunduran diri Richard M. Nixon di tengah skandal Watergate, ketika Partai Republik membujuk presiden untuk mengundurkan diri dan menghindari aib pemakzulan, menyebut tindakan Trump sebagai "serangan mengerikan terhadap demokrasi kita."

Pelosi juga mengatakan dia telah berbicara dengan Jenderal Mark A. Milley, ketua Kepala Staf Gabungan, tentang "mencegah presiden yang tidak stabil untuk memulai permusuhan militer atau mengakses kode peluncuran (misil)."[IT/r]