0
Tuesday 26 January 2021 - 19:57
Iran dan Konflik Afghanistan:

Delegasi Taliban Tiba di Tehran untuk Pembicaraan Perdamaian Afghanistan dengan Pejabat Tinggi Iran

Story Code : 912509
Taliban delegation arrives for intra-Afghan peace negotiations in Doha, Qatar.jpg
Taliban delegation arrives for intra-Afghan peace negotiations in Doha, Qatar.jpg
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Said Khatibzadeh mengatakan delegasi politik Taliban telah tiba di Tehran pada Selasa (26/1) pagi atas undangan Kementerian Luar Negeri Iran.
 
Khatibzadeh menambahkan bahwa perwakilan Taliban akan bertemu dengan Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif dan Utusan Khusus Iran untuk Afghanistan Mohammad Ebrahim Taherian, di antara pejabat lainnya, selama kunjungan mereka.
 
Delegasi Taliban telah melakukan beberapa kunjungan ke Iran selama beberapa bulan terakhir.
 
Iran sangat mendukung terwujudnya perdamaian dan stabilitas di negara tetangga Afghanistan, yang telah terlibat dalam militansi selama beberapa dekade yang dipicu oleh intervensi militer asing.
 
Oleh karena itu, Republik Islam telah mengikuti negosiasi perdamaian yang sedang berlangsung sejak September lalu antara pemerintah Afghanistan dan Taliban di ibu kota Qatar, Doha, tempat Taliban menjalankan biro politik.
 
Mengingat kesamaan agama, budaya, bahasa dan sejarah dari kedua tetangga, Iran percaya stabilitas, perkembangan sosial-budaya dan pertumbuhan ekonomi kedua negara saling terkait, berulang kali mengungkapkan kesediaannya untuk membantu pemerintah Afghanistan dalam hal itu.
 
Pembicaraan intra-Afghanistan dimulai setelah Amerika Serikat setuju untuk menarik 12.000 tentara AS dari Afghanistan sebagai imbalan atas penghentian serangan mereka terhadap pasukan internasional oleh Taliban berdasarkan kesepakatan antara kedua belah pihak pada Februari 2020.
 
Kesepakatan itu dimaksudkan untuk mengurangi pertumpahan darah, tetapi kekerasan terus memakan korban yang besar di negara itu.
 
Dalam beberapa bulan terakhir, serangan mematikan dan pembunuhan tingkat tinggi meningkat di Afghanistan.
 
Taliban membantah bertanggung jawab atas pembunuhan itu, tetapi para pejabat Afghanistan dan AS menyalahkan kelompok itu.
 
Terlepas dari pembicaraan yang sedang berlangsung antara Kabul dan Taliban, pemerintahan Presiden AS yang baru terpilih Joe Biden mengatakan akan meninjau kembali kesepakatan damai yang dicapai tahun lalu.
 
AS pertama kali menginvasi Afghanistan pada tahun 2001 di bawah panji memerangi "terorisme". Invasi itu menggulingkan Taliban, tetapi kelompok itu tidak pernah menghentikan serangannya, mengutip kehadiran militer asing sebagai salah satu alasan utama di balik militansi yang berkelanjutan.[IT/r]
 
 
 
Comment