0
Sunday 14 February 2021 - 17:56
Gejolak Bahrain:

Sheikh Qassim: Rakyat Bahrain Akan Terus Berjuang Meskipun Ada Penindasan Rezim

Story Code : 916211
Sheikh Issa Qassem, Bahrian’s leading Shia cleric.jpeg
Sheikh Issa Qassem, Bahrian’s leading Shia cleric.jpeg
"Tindakan rezim Al Khalifah dan dukungan tak tergoyahkan dari militer Saudi [untuk rezim] tidak dapat merusak tekad rakyat Bahrain," kata Sheikh Qassim dalam sebuah upacara pada hari Sabtu (13/2) pada peringatan kesepuluh pemberontakan Bahrain.
 
Dia mengatakan gerakan kerakyatan diluncurkan di Bahrain untuk memprotes penderitaan rakyat di bawah rezim Al Khalifah dan menyerukan reformasi radikal dalam pemerintahan.
 
Pemberontakan populer di Bahrain dimulai pada pertengahan Februari 2011, karena demonstrasi yang berulang selama bertahun-tahun menuntut agar keluarga penguasa Al Khalifah melepaskan kekuasaan.
 
Namun, rezim secara brutal menekan perbedaan pendapat, dan telah menangkap, melukai dan membunuh ribuan orang di negara Teluk Persia itu.
 
Arab Saudi dan Uni Emirat Arab juga telah membantu rezim Manama dalam tindakan kerasnya yang kejam.
 
"Sikap semua kelompok oposisi adalah untuk mencapai kemenangan," tegas Sheikh Qassim, mencela aturan "reaksioner" dan "kejam" dari rezim Bahrain sebagai tidak sesuai dengan keinginan rakyat Bahrain.
 
Dia juga mengatakan kekerasan intens rezim, serta penggunaan kekuatan asing dan berbagai metode penyiksaan, tidak dapat membungkam suara rakyat Bahrain.
 
Menjelang peringatan sepuluh tahun pemberontakan rakyat di Bahrain, para demonstran Bahrain turun ke jalan-jalan di sebelah barat ibu kota, Manama, pada Jumat (12/2) malam sambil membawa foto-foto Syekh Qassim serta para pembangkang politik yang dipenjara dan mereka yang dibunuh oleh pasukan rezim.
 
Para pengunjuk rasa menyerukan diakhirinya pelanggaran hak asasi manusia dan pembebasan tahanan politik. Mereka juga mendesak rezim Al Khalifah untuk melepaskan kekuasaan dan memungkinkan terbentuknya sistem yang adil yang mewakili semua lapisan masyarakat.
 
Pada hari Rabu, Koalisi Pemuda 14 Februari, sebuah gerakan yang dinamai tanggal dimulainya pemberontakan Bahrain, juga menyerukan pembentukan koalisi yang terdiri dari semua kelompok politik serta rakyat negara Arab untuk menggulingkan sistem politik negara itu..
 
Dalam sebuah pernyataan, gerakan tersebut menyerukan persatuan untuk membawa “perubahan mendasar” dalam sistem politik negara, menggambarkan reformasi tersebut sebagai tuntutan paling penting dan sah dari rakyat Bahrain.[IT/r]
 
 
Comment