QR CodeQR Code

Houthi: Yaman Mencari Kemerdekaan, Tak Akan Pernah Menerima Perwalian AS, Israel dan Arab Saudi

20 Feb 2021 11:47

Islam Times - Dalam pidato televisi di ibukota Yaman, pemimpin gerakan Ansarullah mengatakan tak akan menerima perwalian AS, Israel dan Saudi.


Abdul-Malik al-Houthi mengatakan negaranya ingin menjadi negara bebas dan merdeka dan menolak perwalian negara asing.

Pemimpin gerakan Ansarullah itu mengatakan,   "Kami tidak ingin berada di bawah perwalian Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA), AS, Israel, atau negara asing mana pun; kami bebas, dan identitas iman kami memaksa kami untuk berjuang untuk mencapai kemerdekaan kami," tegas Houthi seperti dilaporkan jaringan televisi Yaman berbahasa Arab al-Masirah.

Dia menambahkan bahwa musuh memberlakukan perang brutal selama bertahun-tahun di Yaman karena Yaman ingin bebas dari belenggu ketergantungan pada negara asing dan ingin hidup sebagai bangsa yang bebas.

Arab Saudi dan sejumlah sekutu regionalnya, termasuk UEA, melancarkan perang dahsyat di Yaman pada Maret 2015 untuk mengembalikan kekuasaan mantan presiden Abd Rabbuh Mansur Hadi, sekutu setia Riyadh dan menghancurkan gerakan Ansarullah yang populer.

Houthi lebih lanjut mengatakan bahwa Washington pada akhirnya ingin membangun dominasi Israel di wilayah tersebut sementara Yaman dengan gagah berani akan memperjuangkan kemerdekaan mereka.

"Tujuan kami adalah untuk menghadapi agresi, menolak dominasi asing atas Yaman, dan menghadapi mereka yang memiliki ambisi di negara kami," tegasnya.

Awal bulan ini, tentara tentara Yaman dan pejuang sekutu mereka dari Komite Populer melanjutkan serangan untuk menguasai Ma'rib yang kaya minyak, benteng kota terakhir Hadi di Yaman utara, yang berjarak sekitar 120 km di timur ibu kota Sana'a.

Terkait serangan Ma'rib, Houthi menekankan bahwa operasi ini sama seperti operasi serupa di daerah lain di negara itu, termasuk al-Jawf dan Ta'izz, "merupakan tanggapan terhadap agresor yang berperang melawan rakyat kami karena ingin mengontrol dan menjadi wali."

Dia menambahkan bahwa sangat sedikit orang dari Ma'rib yang bertempur dalam barisan milisi yang setia kepada Hadi.

Mengenai peran destruktif yang dimainkan teroris Takfiri di beberapa bagian Yaman, Houthi mengatakan pola pikir Takfiri sama sekali berbeda dari negara Yaman.

Sebagai kesimpulan, Houthi mengatakan bahwa semua operasi militer di semua jalur yang dilakukan oleh pasukan tentara Yaman dan pejuang sekutu digelar untuk menghadapi "agresi yang telah diberlakukan orang lain" di Yaman.

Perang sulutan Saudi dan pengepungan terhadapa negara Semenanjung Arab itu telah membuat setidaknya 80 persen dari 28 juta penduduk Yaman bergantung pada bantuan untuk bertahan hidup dalam apa yang disebut PBB sebagai krisis kemanusiaan terburuk di dunia.

Badan-badan PBB memperingatkan bahwa sekitar 400.000 balita Yaman terancam mati tahun ini karena kekurangan gizi akut.

Perang juga telah menghancurkan atau menutup setengah dari rumah sakit dan klinik Yaman, membuat orang-orang tidak berdaya terutama pada saat mereka sangat membutuhkan pasokan medis untuk melawan pandemi COVID-19.[IT/AR]


Story Code: 917271

News Link :
https://www.islamtimes.org/id/news/917271/houthi-yaman-mencari-kemerdekaan-tak-akan-pernah-menerima-perwalian-as-israel-dan-arab-saudi

Islam Times
  https://www.islamtimes.org