0
Wednesday 3 March 2021 - 10:10

Pentagon: Hubungan dengan Saudi Tetap Kuat

Story Code : 919334
John F. Kirby (PressTV).
John F. Kirby (PressTV).
"Saat ini, saya tahu tidak ada perubahan pada hubungan militer-ke-militer," kata sekretaris pers Pentagon John Kirby hari Senin, merujuk pada hubungan AS dan militer Saudi.

"Secara umum, pasti hubungan dari perspektif bilateral akan berbeda di bawah pemerintahan ini dibanding pemerintahan sebelumnya," kata Kirby.

Dia menambahkan, "Secara militer, kami memiliki kewajiban di Arab Saudi. Dan kami akan melakukannya terus memenuhi kewajiban itu. "

Sebuah laporan intelijen AS yang tidak diklasifikasikan minggu lalu melibatkan Mohammed bin Salman dalam pembunuhan kolumnis Washington Post, Khashoggi. Pertanyaan kemudian muncul tentang legalitas kerjasama militer Amerika yang berkelanjutan dengan Arab Saudi sehubungan pembatasan dalam Hukum Leahy AS yang melarang interaksi militer dengan para pelanggar HAM.

Kirby mengatakan, bagaimanapun, bahwa kerjasama dengan Arab Saudi tetap - dan harus tetap "kuat".

"Saya tidak akan mendahului keputusan yang telah atau belum dibuat dalam hubungan militer ganda yang kami miliki dengan Arab Saudi. Itu tetap kuat karena harus tetap kuat," kata juru bicara Pentagon.

Pemerintahan Biden membuka rahasia laporan intelijen pada hari Jumat, menilai bahwa "Putra Mahkota Arab Saudi Muhammad bin Salman menyetujui operasi di Istanbul, Turki untuk menangkap atau membunuh jurnalis Saudi Jamal Khashoggi."

Khashoggi, mantan advokat istana kerajaan Saudi yang kemudian menjadi kritikus, dibunuh dan tubuhnya dipotong-potong oleh regu pembunuh di dalam konsulat Saudi di Istanbul pada 2 Oktober 2018. Dia memasuki tempat itu untuk mengumpulkan dokumen perihal rencana pernenikahan dengan tunangan Turki-nya, Hatice Cengiz.

The Washington Post melaporkan pada bulan November di tahun yang sama bahwa CIA menyimpulkan putra mahkota Saudi secara pribadi telah memerintahkan pembunuhan tersebut.

Pemerintahan Biden menjatuhkan sanksi pada beberapa individu Saudi yang terlibat dalam pembunuhan itu tetapi menolak untuk menghukum putra mahkota, yang menurut Washington telah memerintahkan pembunuhan itu.

Penolakan itu menuai kritik luas.

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price pada hari Senin berusaha untuk meredam kritik atas penolakan untuk menindak Mohammed dengan mengatakan Washington akan mengawasi "perilaku masa depan" Riyadh.[IT/AR]
Comment