0
Sunday 30 May 2021 - 11:02

Peringatan Bulan Bung Karno 2021: Doa Lintas Agama dan Kursus Pancasila Digelar

Story Code : 935311
Doa bersama (Antara).
Doa bersama (Antara).
Dilansir Antara, peringatan Bulan Bung Karno rutin digelar setiap tahun. Dan untuk tahun ini, selain doa bersama untuk bangsa, diselenggarakan pula kursus Pancasila.

"Doa bersama untuk Bung Karno dan Keselamatan Bangsa ini melibatkan seluruh golongan agama yang ada di Indonesia. Kita ketahui bersama, sebagai bangsa yang percaya pada Tuhan Yang Maha Esa, doa adalah kekuatan sempurna dalam berkomunikasi dengan Sang Pencipta,” kata pengasuh Padepokan Ananta Wahana dalam keterangan tertulis di Jakarta pada Sabtu, 29/5.

Ananta yang juga anggota DPR/MPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan mengundang sejumlah kalangan mahasiswa yang tergabung dalam kelompok Cipayung dan semua golongan antar umat beragama di wilayah Kabupaten Tanggerang.

Sekretaris Badiklat Pusat PDI Perjuangan itu menegaskan Bulan Juni penting bagi bangsa Indonesia karena ada tiga momen bersejarah di dalamnya. Tanggal 6 Juni 1901 hari lahir Presiden Soekarno, 1 Juni 1945 kelahiran ideologi Pancasila dan 21 Juni 1970, wafat hari wafat Bung Karno.

"Selain peringati Bulan Bung Karno, kami juga menyelenggarakan tarian campur sari. Selama Bulan Juni nanti, pedepokan akan melaksanakan berbagai acara, antara kain lomba menulis sejarah bangsa bagi generasi milenial dan generasi Z,” tuturnya.

Sementara Djarot Saiful Hidayat, Wali Kota Blitar periode 2000-2005 dan 2005-2010,  bangsa Indonesia menghayati nilai perjuangan  proklamator Republik Indonesia menjelang Bulan Bung Karno.

"Bung Karno adalah maha guru ideologi Pancasila, tantangan kita ke depan perubahan yang begitu cepat, pertanyaannya sebagai bangsa yang besar kita sudah siap,” ungkap alumnus Universitas Brawijaya Malang itu.

Merujuk 'handphone' (telepon seluler) Nokia dan BlackBerry, dua teknologi telekomunikasi sangat kuat saat yang kini hilang dan kalah dengan android dan iPhone, Djarot yang juga Ketua DPP PDI Perjuangan itu menyinggung tentang kolonialisme modern.

"Saat prakemerdekaan, bangsa Indonesia menghadapi sebuah sistem penjajahan dari kolonialisme Belanda. Sekarang sistemnya berubah, yaitu tantangan teknologi digital, jika tidak inovatif dan menguasai, kita kalah,” katanya.

Hadir sebagai pemateri dari kalangan milenial, Abraham Garuda Laksono atau yang akrab disapa Abe.

Abe menjelaskan tidak sedikit masyarakat, terutama generasi milenial, tahu jika Pancasila itu ideologi bangsa dan negara Indonesia. Hanya saja, dalam praktik, Pancasila itu hanya dijadikan sebagai pembenaran.

Padahal, kata dia, Pancasila merupakan keinginan para pendiri bangsa untuk merdeka dan bersatu. Generasi muda seharusnya bisa memanfaatkan media digital untuk kampanye kehidupan berbangsa dan bernegara.[IT/AR]
Comment