0
Sunday 13 June 2021 - 13:15
Iran dan Kesepakatan N Iran-P5+1:

Deputi Menlu Mengecam ‘Air Mata Buaya’ AS untuk Orang Iran

Story Code : 937825
Iran’s Deputy Foreign Minister Abbas Araqchi.jpg
Iran’s Deputy Foreign Minister Abbas Araqchi.jpg
“Trump sudah pergi, tetapi sanksinya yang melanggar hukum dan membunuh masih ada. Tidak perlu air mata buaya ketika upaya AS untuk menipu 82 juta orang Iran sedang berlangsung,” kata Araqchi dalam sebuah tweet pada hari Sabtu (12/6).
 
“Terorisme ekonomi di tengah PANDEMI, adalah kejahatan terhadap kemanusiaan,” tegas Wamenlu. Dalam sambutannya sehari sebelumnya, duta besar Iran untuk PBB mengecam pemerintahan Presiden AS Joe Biden karena mempertahankan kebijakan tekanan maksimum terhadap Iran, dengan mengatakan klaim Washington bahwa kebijakannya terhadap JCPOA telah berubah "hanya dalam kata-kata".
 
Berbicara pada sesi Majelis Umum PBB pada hari Jumat (11/6), Majid Takht Ravanchi mengatakan, “Meskipun pemerintah AS saat ini telah mengklaim bahwa kebijakannya terhadap JCPOA telah berubah, saya harus menekankan bahwa perubahan ini hanya dalam kata-kata tetapi, dalam praktiknya, tekanan maksimum kebijakan masih berlanjut. Karena kebijakan dan sanksi yang melanggar hukum dan tidak manusiawi seperti itu, Iran tidak dapat, antara lain, menggunakan sumber daya keuangannya di bank asing untuk mengimpor obat yang bahkan sangat dibutuhkan di tengah wabah COVID-19.”[IT/r]
 
Comment