Pejabat Ansarullah: Saudi Akan Hadapi Reaksi Menghancurkan Jika Bertahan di Yaman

Dalam sebuah wawancara pada hari Kamis, Hizam al-Assad, anggota Dewan Politik Tertinggi Yaman, meminta koalisi penyerang dan pendukungnya untuk mengakhiri agresi berdarah terhadap rakyat Yaman dan mencabut blokade yang sudah berlangsung bertahun-tahun.

"Reaksi kami akan mengejutkan dan seismik terhadap rezim Saudi jika penjajah tidak meninggalkan seluruh tanah Yaman dan berkomitmen untuk tidak ikut campur dalam urusan internal kami," kata al-Assad seperti dilansir Press TV.

"Jika musuh mundur, para pemimpin kami dan tentara Yaman serta komite rakyat akan bereaksi positif terhadap perkembangan seperti itu, dan jika tidak, rezim Riyadh harus menunggu tanggapan yang menyakitkan," tambahnya.

Mengacu pada kemampuan negara untuk menghancurkan musuh-musuhnya, al-Assad mengatakan pasukan Yaman sampai sekarang telah mengadopsi pendekatan dan strategi defensif, tetapi mereka sepenuhnya siap untuk meluncurkan serangan kuat dan keras kepada Saudi dan sekutu mereka.

Dia juga menyatakan siap berpartisipasi dalam pembicaraan regional atau internasional.

"Pembicaraan damai sedang berlangsung melalui Oman dan masih ada peluang untuk perdamaian di Yaman dan seluruh kawasan."

Pada bulan Maret, seorang anggota terkemuka Dewan Politik Tertinggi Yaman menolak apa yang disebut inisiatif perdamaian Arab Saudi, mengatakan bahwa Yaman sedang menunggu akhir yang berarti dari agresi dan blokade yang dipimpin Saudi, bukan sekadar rencana "gencatan senjata".

Mohammed Abdul-Salam, juru bicara Ansarullah, mengatakan prakarsa itu "tidak memberikan sesuatu yang baru," karena masih jauh dari tuntutan gerakan untuk pencabutan blokade di bandara Sana'a dan pelabuhan Hudaydah.

Arab Saudi, didukung AS dan sekutu regional, melancarkan perang menghancurkan di Yaman pada Maret 2015, demi mengembalikan pemerintahan Hadi dan menghancurkan gerakan Ansarullah yang populer.[IT/AR]