Banjir Jerman: Merkel Mengungkapkan Kengerian 'Bencana' Saat Korban Meninggal Melewati 80

Pada Jumat (16/5) pagi, media Jerman melaporkan bahwa setidaknya 81 orang telah tewas di dua negara bagian yang paling parah dilanda, Rhineland-Palatinate dan North Rhine-Westphalia, dengan masing-masing setidaknya 50 dan 30 kematian.
 
Pada Kamis (15/7) malam, pihak berwenang di distrik Ahrweiler mengatakan jumlah korban tewas diperkirakan akan meningkat, dan mereka berusaha melacak sekitar 1.300 orang hilang, meskipun angka yang tinggi disebabkan jaringan telepon seluler yang rusak.
 
Menteri dalam negeri regional Roger Lewentz mengatakan kepada penyiar SWR: "Kami yakin masih ada 40, 50 atau 60 orang hilang, dan ketika Anda sudah lama tidak mendengar kabar dari orang-orang ... Anda harus takut akan yang terburuk."
 
"Jumlah korban kemungkinan akan terus meningkat dalam beberapa hari mendatang," tambahnya. Di kota Bad Neuenahr-Ahrweiler saja, lebih dari 1.000 misi penyelamatan dilakukan pada hari Kamis, dengan beberapa sedang berlangsung.
 
Lebih dari 1.000 personel layanan darurat membantu distrik tersebut, yang berasal dari seluruh negara bagian Rhineland-Palatinate dan negara bagian tetangga, Rhine-Westphalia Utara dan Baden-Württemberg. Masih terlalu dini untuk mengatakan skala kerusakan, kata pejabat Ahrweiler.
 
Korban tewas di Rhineland-Palatinate termasuk sembilan penghuni fasilitas hidup yang dibantu untuk penyandang cacat dan dua petugas pemadam kebakaran yang terlibat dalam upaya penyelamatan.
 
Di Rhine-Westphalia Utara, kota Euskirchen yang paling parah dilanda, dengan sedikitnya 15 kematian dilaporkan. Korban tewas di Belgia telah meningkat menjadi setidaknya 11, menurut laporan Belgia.
 
Hujan yang terus berlanjut diperkirakan akan terjadi di bagian barat, di mana ketinggian air di Sungai Rhine dan anak-anak sungainya meningkat secara berbahaya.
 
Pihak berwenang di Kabupaten Rhine-Sieg di Rhine-Westphalia Utara memerintahkan evakuasi beberapa desa di bawah waduk Steinbach di tengah kekhawatiran bendungan bisa jebol.
 
Badai telah menempatkan perubahan iklim kembali ke pusat kampanye pemilihan Jerman menjelang pemilihan parlemen 26 September yang menandai berakhirnya 16 tahun kekuasaan Merkel.
 
Jerman “harus bersiap jauh lebih baik” di masa depan, kata menteri dalam negeri Horst Seehofer, menambahkan bahwa “cuaca ekstrem ini adalah konsekuensi dari perubahan iklim.”[IT/t]