0
Wednesday 21 July 2021 - 17:03

Fatimiyun Menolak Laporan tentang Peran sebagai Bagian dari Perang Lunak AS-Israel

Story Code : 944476
Pasukan keamanan di Kabul (PressTV).
Pasukan keamanan di Kabul (PressTV).
Kelompok itu juga menyeru semua kelompok Afghanistan untuk memprioritaskan dialog daripada perang demi mengakhiri krisis dan memajukan kepentingan nasional setelah pendudukan AS berakhir.

Dalam sebuah pernyataan hari Selasa, Brigade Fatimiyun memperingatkan bahwa "perang lunak" melawan Afghanistan telah bermula tak lama setelah penarikan militer AS dalam upaya memicu perang saudara, mengadu domba Muslim Syiah dan Sunni di negara.

Pernyataan menambahkan bahwa propaganda media yang baru-baru ini diluncurkan terhadap pasukan kontra-terorisme Afghanistan adalah bagian dari plot yang sama.

Brigade Fatimiyun dibentuk pada tahun 2014, ketika kelompok teror Takfiri ISIS memulai teror dan penghancuran di Suria, kemudian Irak. Kelompok perlawanan, yang sebagian besar terdiri dari pasukan sukarelawan Syiah Afghanistan, telah secara efektif membantu pemerintah Suriah dalam pertempuran melawan ISIS dan kelompok teroris lainnya.

“Berita tentang kehadiran pejuang Fatimiyun di Afghanistan atau upaya media untuk membuat hal seperti itu terjadi saat ini adalah permainan baru Amerika-Israel yang bertujuan meraih tujuan jahat dari arogansi global. Seperti yang berulang kali dinyatakan, Fatimiyun saat ini tidak membutuhkan hype media seperti itu,” kata pernyataan seperti dilansir Press TV.

Pada hari Senin, seorang politisi Afghanistan bereaksi dan menolak laporan surat kabar Iran Jomhouri-e Eslami tentang pembentukan "kekuatan mobilisasi Syiah" di Afghanistan, yang baru saja menjadi tempat bentrokan sengit antara tentara dan kelompok militan Taliban setempat.

Fatimiyun mengatakan perang jelas bukan solusi konflik, dan perdamaian dapat dibangun melalui dialog intra-Afghanistan langsung, tanpa kehadiran pihak asing.

“Dengan pengusiran pasukan Amerika dari Kawasan dan Afghanistan, dunia yang lebih indah dapat dibangun dengan melestarikan nilai-nilai agama dan martabat manusia, asalkan semua kelompok, suku dan politisi memprioritaskan dialog daripada perang saudara, melepaskan kepentingan suku tertentu dan bersikeras pada Kepentingan rakyat Afghanistan demi mencapai Afghanistan yang makmur dan bangga,” kata Brigade dalam sebuah pernyataan hari Selasa.

“Kekalahan AS di Afghanistan dan kepergian memalukan dari arogansi global dan pendukung Baratnya dari negara itu tentu saja membawa kegembiraan di hati semua Muslim, khususnya umat Muslim Afghanistan. Kekalahan berat ini merupakan akibat dari perlawanan internal dan eksternal seluruh umat Islam Afghanistan. Oleh karena itu, berakhirnya pendudukan Afghanistan akan menjadi perayaan nasional dan populer,” tambahnya.

Kelompok itu mencatat bahwa penarikan AS dari Afghanistan pasti akan disertai dengan tindakan kemunafikan dan penipuan dengan tujuan mengobarkan kekacauan dan ketidakstabilan di Afghanistan.

Menurut Brigade Fatimiyun, penarikan AS bertujuan mendorong negara itu ke arah perang saudara dan ketidakamanan untuk menggambarkan pasukan Amerika sebagai pahlawan dan mengancam negara-negara lain agar nmenghentikan upaya mengusir pasukan AS dari negara mereka.

AS juga ingin mendorong Muslim Syiah dan Sunni Afghanistan menuju perang sektarian dan tidak akan menyia-nyiakan upaya apa pun untuk mencapai tujuan itu, tambahnya.

Fatimiyun mengatakan akan tetap berkomitmen pada perintah dan bimbingan yang dikeluarkan oleh Pemimpin Revolusi Islam Ayatullah Sayyid Ali Khamenei, di antara tokoh dan pemikir terkemuka lainnya di dunia Muslim, karena menganggapnya sebagai sosok paling peka dan akrab dengan kapasitas, peluang Muslim, penderitaan dan masalah serta solusi untuk masalah mereka di kawasan dan di seluruh dunia.

"Tidak diragukan lagi, para komandan, pejabat senior dan pejuang Fatimiyun yang bersemangat, berani dan sabar selalu mendengarkan perintah dari orang bijak nan agung ini dan akan bergerak di jalan yang diciptakan olehnya,” kata Brigade Fatimiyun.

Dalam sebuah pesan yang dirilis pada 17 Juli 2021, pada kesempatan dimulainya ritual haji, Ayatullah Khamenei menggambarkan penarikan pasukan AS dari Afghanistan sebagai hal yang memalukan, memperingatkan “negara Afghanistan yang waspada” untuk tetap mengawasi tindakan AS yang akan “mengumpulkan intelijen dan senjata perang lunaknya” melawan negara mereka.[IT/AR]
Comment