Islam Times - China Menjanjikan 'Tindakan yang Sah dan Diperlukan' untuk Penjualan Senjata AS ke Taiwan

China Menjanjikan 'Tindakan yang Sah dan Diperlukan' untuk Penjualan Senjata AS ke Taiwan

IslamTimes - Sehari setelah pemerintahan Biden mengumumkan persetujuan penjualan senjata baru yang besar ke Taiwan, pemerintah China mengutuk langkah itu dan menjanjikan “tindakan balasan” sebagai tanggapannya.

“Taiwan adalah bagian tak terpisahkan dari wilayah Tiongkok. Amerika Serikat ikut campur dalam urusan dalam negeri China dan merusak kedaulatan dan kepentingan keamanan China dengan menjual senjata ke wilayah Taiwan,” kata Kementerian Luar Negeri China dalam sebuah pernyataan Kamis (5/9).

“Itu bertentangan dengan hukum internasional dan prinsip-prinsip dasar dalam hubungan internasional, dan melanggar prinsip dan ketentuan satu-China dari tiga komunike bersama China-AS, terutama Komunike 17 Agustus,” kata kementerian itu, menambahkan bahwa “itu mengirimkan sinyal yang salah. untuk pasukan separatis 'kemerdekaan Taiwan', dan sangat membahayakan hubungan China-AS serta perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan.”

Kementerian menambahkan bahwa “China akan dengan tegas mengambil tindakan pencegahan yang sah dan diperlukan sehubungan dengan perkembangan situasi.”

China menganggap Taiwan sebagai provinsi yang memberontak, dan dalam tiga komunike bersama yang dikeluarkan oleh AS dan China antara tahun 1972 dan 1982 sebagai bagian dari normalisasi hubungan mereka, AS menyetujui posisi Beijing.

Pemerintah di Taipei, yang secara resmi disebut Republik Tiongkok, adalah satu-satunya yang tersisa dari pemerintahan republik setelah kemenangan komunis tahun 1949 dalam Perang Saudara Tiongkok. Kedua belah pihak mengklaim sebagai satu-satunya wakil sah rakyat Tiongkok.

Pada hari Rabu, Badan Logistik Pertahanan AS mengumumkan bahwa Departemen Luar Negeri telah menyetujui potensi penjualan sistem senjata senilai $750 juta ke Taiwan, termasuk empat puluh sistem artileri self-propelled M109A6 Paladin.

Sekilas mirip dengan tank, Paladins memiliki meriam 155 milimeter besar yang dapat menembakkan peluru hingga 40 mil jauhnya.

Kesepakatan itu masih harus disetujui oleh Kongres, yang biasanya melakukannya setelah kesepakatan tersebut disetujui oleh Departemen Luar Negeri. Kesepakatan itu akan menjadi yang pertama di bawah pemerintahan Biden.[IT/r]