0
Friday 6 August 2021 - 15:20
AS dan Gejolak Suriah:

Pasukan Pendudukan AS Terus Menjarah Minyak Suriah

Story Code : 947013
US Occupation Forces, continue to plunder Syrian oil.jpg
US Occupation Forces, continue to plunder Syrian oil.jpg
Konvoi pada hari Kamis (5/9) membawa minyak yang dijarah dari wilayah al-Jazira di timur laut Provinsi Hasakah ke wilayah Irak melalui penyeberangan al-Walid ilegal di daerah al-Yaroubia, menurut kantor berita.
 
Mengutip sumber-sumber lokal di pedesaan al-Yaroubiya, SANA mengatakan konvoi itu terdiri dari 25 tank milik pasukan pendudukan AS dan disertai oleh sejumlah kendaraan berpenggerak empat roda [4WD] yang dilengkapi dengan berbagai jenis senapan mesin yang terkait dengan serangan tersebut. yang disebut Pasukan Demokratik Suriah [SDF].
 
SDF, aliansi militan Kurdi yang didukung AS yang beroperasi melawan Damaskus, saat ini mengendalikan daerah-daerah di Suriah utara dan timur.
 
Penjarahan minyak Suriah oleh AS dikonfirmasi pertama kali selama pertukaran dengar pendapat Senat antara Senator Republik Carolina Selatan Lindsey Graham dan mantan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo pada Juli lalu.
 
Damaskus dalam beberapa kesempatan mengutuk dengan keras penjarahan sumber daya alam Suriah, termasuk minyak dan gas Suriah, di bawah sponsor dan dukungan dari pemerintah AS.
 
Koalisi militer pimpinan AS telah membombardir apa yang diklaimnya sebagai posisi Daesh [singkatan bahasa Arab untuk kelompok teroris 'ISIS/ISIL'] di dalam wilayah Suriah sejak September 2014 tanpa izin dari pemerintah Damaskus atau mandat PBB.
 
Serangan tersebut pada banyak kesempatan mengakibatkan korban sipil dan gagal memenuhi tujuan yang dinyatakan untuk melawan terorisme.
 
Gedung Putih telah lama memberikan pelatihan senjata dan militan kepada SDF, menyebut mereka sebagai mitra kunci dalam perjuangan melawan Daesh.
 
Namun, banyak pengamat melihat dukungan itu dalam konteks rencana Washington untuk mengukir pijakan di Suriah.
 
Kehadiran pasukan AS di Suriah timur telah membuat warga sipil kesal, dan penduduk setempat dalam beberapa kesempatan menghentikan konvoi militer Amerika memasuki wilayah tersebut.
 
Dukungan tersebut juga membuat marah sekutu NATO Washington, Turki, yang memandang militan dari Unit Perlindungan Rakyat Kurdi [YPG] – tulang punggung SDF – sebagai organisasi teroris yang terkait dengan Partai Pekerja Kurdistan [PKK] yang tumbuh di dalam negeri.[IT/r]
 
Comment