Islam Times - Perihal Kejatuhan Kabul, Intelijen AS: Pemimpin AS Sudah Diberitahu Tapi Tak Mendengarkan

Perihal Kejatuhan Kabul, Intelijen AS: Pemimpin AS Sudah Diberitahu Tapi Tak Mendengarkan

Islam Times - Meski intelijen kunci secara konsisten telah memberi tahu para pemimpin di negara Paman Sam bahwa Taliban dapat mengambil alih ibu kota Afghansitan dalam beberapa minggu tapi tak ada yang mendengarkan.

"Para pemimpin [AS] diberitahu oleh militer bahwa tidak akan memakan waktu sama sekali bagi Taliban untuk mengambil semuanya," kata seorang pejabat intelijen AS yang tidak disebutkan seperti dilansir ABC News. "Tidak ada yang mendengarkan."

Seorang pejabat senior kongres yang juga meminta untuk tidak disebutkan namanya mengatakan kepada ABC News bahwa petugas intelijen telah memperingatkan para pemimpin AS tentang kemenangan cepat dan total oleh militan fundamentalis Taliban yang telah memegang kekuasaan di Kabul selama akhir 1990-an hingga setelah serangan 11 September.

"Penilaian komunitas intelijen selalu akurat; mereka mengabaikannya," kata pejabat itu, berbicara tentang pemerintahan Biden.

Di antara data intelijen yang menurut sumber dibagikan dengan pemerintah adalah klaim bahwa beberapa anggota dinas intelijen Pakistan, yang membantu menciptakan dan mengorganisir Taliban 25 tahun lalu, mendukung Taliban selama musim panas.

Tampil di "This Week" ABC pada Minggu pagi, Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken terus menghindari pertanyaan tentang salah perhitungan pemerintah, bersikeras bahwa "ini jelas bukan kegagalan yang sama seperti yang terjadi di Saigon, Vietnam.

Blinken mengatakan selama berbulan-bulan bahwa keruntuhan seperti itu mungkin terjadi, tapi dia tidak berpikir itu akan terjadi dalam tempo kurang dari smeinggu.

Pada bulan Mei, utusan khusus AS yang memimpin pembicaraan dengan kepemimpinan Taliban di Doha, Qatar, juga mengatakan kepada komite DPR bahwa kekhawatiran tentang kejatuhan total pemerintah Afghanistan salah tempat.

Kini, ribuan warga Afghanistan yang bekerja untuk militer AS atau bertempur berdampingan dengan pasukan Amerika -- termasuk mereka yang masih dalam proses untuk mendapatkan visa imigran khusus -- takut akan pembalasan Taliban di kota-kota yang diduduki seperti Kabul.[IT/AR]