1
Friday 3 September 2021 - 21:07
AS, Rusia dan Gejolak Afghanistan:

'Bencana': Demokrasi Tidak Bisa Dipaksakan dengan Kekerasan

Story Code : 951951
Russian President Vladimir Putin.jpg
Russian President Vladimir Putin.jpg
Amerika Serikat telah menyelesaikan kampanye militer selama 20 tahun di Afghanistan minggu ini, yang mengakibatkan lebih dari 46.000 kematian warga sipil dari semua pihak dan akhirnya pengambilalihan kekuasaan oleh Taliban pada 15 Agustus.
 
Berbicara pada sesi pleno Forum Ekonomi Timur, Putin mengatakan bahwa jika orang membutuhkan demokrasi, itu akan datang kepada mereka secara alami.
 
Presiden Rusia menambahkan bahwa PBB dan badan Dewan Keamanan harus bertanggung jawab untuk menjaga ketertiban global: "Organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Dewan Keamanannya, termasuk lima anggota tetap, harus bertanggung jawab atas ketertiban dunia," kata Putin.
 
Namun, presiden menyarankan agar kebijakan negara-negara yang memberlakukan standar dari luar masih berlanjut di tempat lain di dunia.
 
Putin, yang sebelumnya mengatakan bahwa kehadiran Amerika selama 20 tahun di Afghanistan hanya menyebabkan "tragedi", berpendapat bahwa Rusia tidak tertarik pada disintegrasi negara Asia Selatan itu, karena tidak akan ada orang yang bisa diajak bicara oleh Moskow.
 
Dia menambahkan bahwa banyak gerakan radikal yang saat ini beroperasi di Afghanistan menimbulkan ancaman bagi tetangga dan sekutu Rusia.
 
"Gerakan Taliban tidak homogen, meskipun sebagian besar terdiri dari suku Pashtun ... Perwakilan dari banyak organisasi lain, termasuk yang radikal seperti Negara Islam [dilarang sebagai organisasi teroris di Rusia], hadir di Afghanistan. Banyak orang, termasuk radikal, dibebaskan dari penjara," kata presiden dalam forum tersebut.
 
"Semakin cepat Taliban bergabung dengan apa yang disebut keluarga masyarakat beradab, semakin mudah untuk berkomunikasi, memiliki pengaruh, dan mengajukan pertanyaan," tambahnya.
 
Putin meminta kekuatan dunia untuk "bergabung dalam upaya" dalam membuat keputusan mengenai legalisasi kekuatan politik di Afghanistan, ketika dia ditanya apakah Rusia akan mengakui Taliban, yang saat ini dianggap sebagai organisasi teroris di Rusia.
 
Presiden Rusia saat ini berada di Vladivostok, menghadiri forum internasional tahunan yang tahun ini akan menghadirkan "peluang baru Timur Jauh di dunia yang terus berubah".[IT/r]
 
Comment